Waspada TBC Tak Bergejala yang Bersifat Laten

0
79
ilustrasi

TNews, SEHAT – Ternyata, penyakit tuberkulosis (TBC) tidak selalu memperlihatkan gejala. Ada penyakit TBC tidak bergejala yang bersifat laten dan perlu diwaspadai.

Ketua Yayasan Stop TB Partnership, Nurul H.W Luntungan mengatakan bahwa penyakit TBC laten ini disebabkan oleh bakteri yang bersembunyi di dalam tubuh. Karena tersembunyi, akibatnya orang tersebut tak mengeluarkan sejumlah gejala.

“Penyakit TBC ini disebabkan oleh bakteri lain yang berbeda. Bakteri TBC ini bisa sembunyi di dalam tubuh dan orang yang kena bakterinya belum tentu terlihat sakit TBC,” ujar Nurul dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (22/3), menyitat laman Sehat Negeriku Kemenkes.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Koordinator Substansi TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Tiffany Tiara Pakasi. Infeksi TBC laten terjadi saat orang yang terpapar memiliki tingkat kekebalan tubuh yang bagus.

Pada kasus tersebut, bakteri penyebab TBC tidak hilang, melainkan dalam posisi tertidur.

“Sehingga sewaktu-waktu kalau daya tahan tubuhnya turun dan lain-lain, dia bisa memicu kuman tersebut sehingga terjadi tuberkulosis aktif,” jelas Tiara.

Saat ini, pengendalian TBC tidak bergejala yang bersifat laten ini telah menjadi salah satu fokus pemerintah.

“Jadi baru beberapa tahun terakhir pemerintah memfokuskan TBC laten ke dalam program eliminasi TBC, dan fokus pada kelompok yang paling berisiko, dalam hal ini kontak erat dari semua usia,” papar Tiara.

Skrining kontak erat sendiri dilakukan melalui pertanyaan dan pemeriksaan dengan tes tuberkulin di kulit atau tes darah. Jika diketahui seseorang mengidap TBC laten, maka akan diberikan obat pencegahan TBC.

Sayangnya, lanjut Tiara, karena tidak memperlihatkan gejala, kebanyakan masyarakat tak mau melakukan skrining TBC. Hal ini pula yang menjadi hambatan dalam pengendaliannya.

Dalam hal ini, lanjut Tiara, diperlukan edukasi yang maksimal. Masyarakat perlu diyakinkan akan pentingnya minum obat jika telah diketahui berisiko tinggi terhadap TBC tidak bergejala.

 

Sumber : cnnindonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.