TNews, BOLTIM – Wakil ketua dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) kabupaten bolaang mongondow timur (Boltim) Muhammad Jabir meminta balai sungai provinsi sulawesi utara (Sulut) Segera mengambil tindakan untuk antisipasi banjir di motongkad utara.
Menurut wakil rakyat jebolan partai NasDem tersebut, harusnya sudah ada tindakan lebih dari balai sungai untuk mengantisipasi adanya banjir susulan.
“Kami paham interval waktu antara banjir pertama dan kedua di motongkad utara sangat dekat, namun hal itu bukan jadi alasan keterlambatan penanganan banjir, “Ungkap Jabir.
Balai sungai harusnya segera turun lapangan untuk memastikan proses penanganan banjir berjalan cepat dan tepat.
“Saya minta balai sungai segera turunkankan personilnya untuk melihat lokasi dan menindaklanjuti, karena sudah ada laporan penyampaian awal sebelumnya, dimana kami sudah pernah berkunjung ke balai sungai menyampaikan terkait bencana banjir tersebut, ” Jelas Jabir
Dikatakan Jabir, dirinya mewarning kepada semua pihak, khususnya balai sungai untuk mengantisipasi jangan sampai ada lagi banjir susulan ketiga.
Sementara itu, menurut Staf Balai Sungai Wilayah Sulut Hari Sanali mengatakan, terkait penanganan perbaikan tanggul jebol yang menyebabkan banjir merembes ke pemukiman warga di motongkad utara, pihaknya masih terkendala surat hiba lahan untuk perluasan sungai.
“Sampai sekarang kami belum menerima surat hibah tersebut, kemudian untuk beronjong penguatan tanggul sampai sekarang Dinas PU Kabupaten Boltim belum mengambilnya di Kantor Balai, ” Ungkapnya.
Disisi lain Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Haris Pratama Sumanta ST mengatakan, pihaknya selalu berkordinasi dengan pihak Balai Sungai Wilayah Sulut terkait proyek pembuatan tanggul di Desa Motongkad.
“Kita selalu berkordinasi, termasuk pengurusan hibah tanah yang dibutuhkan pihak Balai pun sudah kita urus. Tinggal pihak balai yang ditunggu kapan mulai mengerjakan proyek itu,” kata Haris, Senin 16 Mei 2022.
“Jadi kenapa bronjong belum di ambil, karena belum ada pekerjaan yang di lakukan balai sungai. Harus ada perluasan sungai dulu baru bronjong kami ambil, takutnya apabila belum ada pekerjaan perluasan sungai lalu bronjong kami ambil, ini berpeluang hilang dan kami tidak mau di salahkan apabila bronjong ini hilang, jadi kalau sudah mulai kerja, kami pun langsuang jemput bronjong itu,” tandasnya.
Yogi Mokoagow