“Kita bisa menawarkan ciri khas kedaerahan sebagai bentuk kearifan lokal yang tidak dimiliki oleh homestay daerah lain. Seperti yang telah terlihat saat ini rumah penginapan sudah berciri khas Minahasa, kuliner khusus seperti welcome drink serta sajian menu makanan yang bercitarasa khas, yang tentunya menarik minat tamu dan meninggalkan kesan untuk kembali menginap di homestay kita,” kata Filia ketua Tim yang saat ini menjabat ketua Program Studi Jepang UI.
TNews, Minut – Diskusi Pengembangan Homestay di desa Pulisan Likupang Timur Minahasa Utara dengan mengusung Pendekatan Kearifan Lokal dan Budaya Kesehatan di tengah pandemi Covid19 yang dipandu Tim Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Bahasa (FIB) Universitas Indonesia, Dr. Filia, S.S., M.Si., Dr. Herdito Sandi Pratama M.Hum. dan Didit Dwi Subagyo, M.Hum., Senin (01/08/2022) berlangsung interaktif dan menarik.
Terungkap dalam diskusi, 12 pemilik homestay sangat antusias serta mendapat penguatan dan penyegaran dari ketiga anggota Tim Pemberdayaan Masyarakat FIB terkait strategi pengembangan dan pemasaran yang mengutamakan ciri khas daerah, seperti tampilan bangunan rumah penginapan, kuliner, sarana pendukung kebersihan dan kesehatan penginapan dengan pendekatan ekonomis dan terjangkau serta melaksanakan promosi melalui fasilitas internet yang berkerjasama dengan penyedia jasa promosi berbasis Website dan platform media sosial.
Pemilihan pengelolaan dengan pendekatan pada kehidupan sehari-hari dari pemilik penginapan bisa diterapkan, dengan strategi sharing ekonomi yang dilakukan secara bersama-sama antar pemilik homestay.
Menurut Dr. Filia, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolahan homestay berbasis kearifan lokal di antaranya, bangunan rumah berciri khas daerah, kuliner, fasilitas photoboth pakaian tradisional. Selain itu, hal yang tak kalah pentingnya adalah promosi berbasis Internet dan platform media sosial.
“Kita bisa menawarkan ciri khas kedaerahan sebagai bentuk kearifan lokal yang tidak dimiliki oleh homestay daerah lain. Seperti yang telah terlihat saat ini rumah penginapan sudah berciri khas Minahasa, kuliner khusus seperti welcome drink serta sajian menu makanan yang bercitarasa khas, yang tentunya menarik minat tamu dan meninggalkan kesan untuk kembali menginap di homestay kita,” kata Filia ketua Tim yang saat ini menjabat ketua Program Studi Jepang UI.
Marthin Sadedo pemilik Homestay Ade Leon juga mengungkapkan perlunya pelatihan khusus bahasa asing yang memudahkan pemilik homestay dalam berkomunikasi dengan tamu asing. “Sedapatnya kita sebagai pemilik homestay memiiki dasar bahasa Inggris dan bahasa lain sehingga memudahkan dalam berkomunikasi terutama menawarkan fasilitas yang ada di homestay masing-masing,” kata Marthin.
Keragaman menu yang bervariasi dan bercita rasa khas, sangat penting dalam menyambut serta menjamin kenyamanan tamu yang menginap di Homestay sehingga otentikasi dapat menjamin tamu dapat kembali menginap di homestay dengan tidak lupa menerapkan aturan tata tertib yang dimodifikasi senyaman mungkin untuk tamu.
“Setelah kita malakukan beberapa hal yang menunjang animo wisatawan ataupun tamu yang berkunjung dan menginap di homestay yang tak kalah pentingnya adalah harga yang terjangkau sehingga tidak memberatkan wisatawan atau tamu. Jangan membuat tamu/wisatawan merasa tidak nyaman atau rugi, dengan harga yang ditawarkan. Juga disarankan harga sewa maupun menu standar yang seragam, dengan penyajiannya berdasarkan ciri khas keluarga masing-masing pemilik homestay,” tutup Filia di topik pertama. (Penulis Meiyer Tanod)