TNews, KESEHATAN – Pemanis buatan atau pemanis artifisial, atau juga disebut pengganti gula, dapat ditemukan dalam banyak hal, mulai dari minuman ringan hingga makanan yang dipanggang, yoghurt, sereal, produk susu, dan lain-lain.
Pemanis buatan sering dianggap sebagai cara untuk menghindari risiko yang terkait dengan pemanis tradisional, seperti gula darah tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas. Banyak juga yang menggunakan pemanis buatan daripada gula asli sebagai cara untuk mengurangi kalori dan menurunkan berat badan.
Nah, studi yang baru diterbitkan dalam jurnal The BMJ pada 2 September 2022 menemukan bahwa pemanis buatan dapat berbahaya bagi kesehatan dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung.
1. Kaitan antara pemanis buatan dan risiko kesehatan jantung
Para peneliti menganalisis lebih dari 103.000 orang dewasa di Prancis yang terlibat dalam studi nutrisi berbasis web untuk menyelidiki hubungan antara asupan pemanis buatan dan risiko penyakit kardiovaskular. Hampir 80 persen peserta adalah perempuan dan rata-rata berusia 42 tahun.
Para peneliti juga menugaskan peserta untuk menyelesaikan beberapa penilaian buku harian makanan pada awal penelitian dan setiap enam bulan sesudahnya. Ini memberi peneliti perkiraan berapa banyak pemanis buatan yang dikonsumsi peserta bersama dengan asupan makanan lain mereka—seperti buah-buahan, sayuran, daging merah, dan produk susu.
Secara keseluruhan, peneliti menemukan 37 persen peserta mengonsumsi pemanis buatan dalam beberapa bentuk. Peserta yang mengonsumsi sekitar 78 miligram (mg) pemanis buatan per hari dianggap “konsumen tinggi” dan mereka yang mengonsumsi sekitar 8 mg per hari diidentifikasi sebagai “konsumen rendah.” Ada juga sekelompok peserta yang tidak mengonsumsi pemanis buatan.
Individu yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah yang lebih tinggi memiliki 9 persen peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya sama sekali. Ini termasuk individu yang lebih muda yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi, kurang aktif secara fisik, dan lebih cenderung merokok.
Para peneliti juga mempelajari berbagai jenis pemanis buatan dan menemukan asupan aspartam dikaitkan dengan peningkatan 17 persen risiko kejadian serebrovaskular, sementara acesulfame potassium dan sukralosa dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner.
2. Hasil pengamatan harus diinterpretasikan dengan hati-hati
Meskipun studi tersebut menemukan hubungan antara konsumsi pemanis buatan dan penyakit kardiovaskular, tetapi para ahli kesehatan mengatakan orang harus mempertimbangkan hasilnya dengan hati-hati, karena ini adalah studi observasional dengan titik data yang dilaporkan sendiri, seperti dilansir Health.
Para ahli tidak bisa secara pasti mengatakan bahwa perbedaan ini sebenarnya disebabkan oleh pemanis buatan. Selain itu, keterbatasan dan hal yang membingungkan tetap ada, seperti orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah tinggi mungkin memiliki status kesehatan yang lebih buruk daripada rekan-rekan mereka, dan mungkin juga mengonsumsi lebih banyak makanan tidak sehat lainnya.
Daripada menetapkan bahwa pemanis buatan itu buruk dan harus dihindari, poin yang dianggap lebih memadai adalah bahwa kita harus tetap waspada terhadap penggunaan aditif ini secara sembarangan dan mengonsumsinya dalam jumlah sedang.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi atau membantah temuan saat ini.
3. Jadi, apakah perlu menghindari pemanis buatan?
Jika kamu menggunakan pemanis buatan dalam makanan dan minuman, para ahli kesehatan menyarankan agar kamu menggunakannya dengan hemat atau secukupnya, daripada terlalu mengandalkannya.
Meskipun pemanis buatan dikembangkan sebagai alternatif gula yang lebih sehat dan rendah kalori, mereka tampaknya membawa risiko yang signifikan dalam pengembangan kondisi yang sama yang terkait dengan asupan gula yang tinggi. Kondisi ini termasuk penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner (angina dan serangan jantung) dan penyakit serebrovaskular (stroke).
Sementara beberapa gula diperlukan untuk kebutuhan metabolisme termasuk memperkuat kontraksi otot dan fungsi seluler, pemanis buatan tidak boleh dianggap sebagai alternatif gula sehat yang layak, sampai penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengonfirmasinya.
Selain mengurangi konsumsi pemanis buatan, ada langkah lain yang dapat dilakukan orang untuk meminimalkan risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi kesehatan lain yang terkait dengan produk ini. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan orang antara lain:
- Menjadi lebih sadar berapa banyak pemanis buatan yang dikonsumsi dalam pola makan.
- Mengurangi soda diet atau minuman dan makanan lain. Minumlah teh tanpa pemanis, air soda, dan air biasa.
- Mengonsumsi makanan sehat seimbang yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, ikan, protein, kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan makanan lainnya.
- Rutin olahraga.
Intinya, hindari penggunaan pemanis buatan secara berlebihan dan pastikan untuk menerapkan gaya hidup sehat seperti pola makan bergizi seimbang dan rutin olahraga.
Sumber: idntimes.com