TNews, POLITIK – Sekretaris Majelis Tinggi DPP Demokrat Andi Mallarangeng mengkritik keras wacana Presiden RI petahana Joko Widodo (Jokowi) dicalonkan menjadi calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024 mendatang.
Andi mengatakan wacana ini sebagai akal-akalan pihak tertentu untuk mendorong Jokowi maju lagi menjabat hingga tiga periode.
“Apa tidak cukup berkuasa selama 10 tahun? Apa tidak cukup menjabat sebagai Presiden, dengan kekuasaan tertinggi di Republik ini sehingga perlu terus menggondeli kekuasaan sebagai Wapres? Apakah ini bukan pertanda kemaruk kekuasaan?” kata Andi dalam keterangannya, Jumat (16/9).
Andi menjelaskan pergantian kekuasaan adalah konsekuensi utama dari pembatasan masa jabatan presiden. Karena itu, Ia meminta agar Jokowi legowo dapat menyelesaikan masa jabatan di 2024 dengan baik.
“Setelah itu biarlah estafet kepemimpinan bangsa dilanjutkan oleh anak bangsa yang lain,” kata dia.
Berangkat dari wacana ini, Andi menekankan masyarakat jangan sampai melupakan aturan dalam Pasal 8 UUD 1945.
Pasal itu menyatakan: Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya.
“Bagaimana kalau Pak Jokowi jadi benar jadi Wapres, lalu Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat menjalankan kewajibannya? Bagaimana Wapres bisa menggantikannya karena dia sudah pernah dua periode menjadi Presiden?” kata Andi.
Selain itu, Andi membandingkan pemerintahan saat ini dengan jelang berakhirnya masa Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014 silam. Ia mengklaim kala itu tak ada wacana perpanjangan masa jabatan presiden seperti saat ini.
“Presiden SBY menghormati prinsip pembatasan masa jabatan Presiden dari era reformasi. Dua kali cukup. Tidak ada orang di sekeliling Presiden berusaha mencari muka dengan mendorong Presiden SBY untuk tiga periode apalagi menjadi Cawapres,” kata Andi.
Sebagai informasi, jelang 2024, isu untuk memperpanjang masa jabatan Jokowi sebagai presiden beberapa kali bergulir dari mulai penundaan pemilu hingga tiga periode.
Terpisah, Jokowi mengklaim tidak tahu dari mana isu itu berasal. Dia mengaku bingung karena sebelumnya juga muncul wacana masa jabatan presiden diperpanjang jadi tiga periode.
“Sejak awal saya sampaikan urusan tiga periode sudah saya jawab. Begitu sudah dijawab muncul lagi namanya perpanjangan juga sudah saya jawab. Lalu, muncul lagi jadi wapres, ini dari siapa?” kata Jokowi dalam keterangan pers, Jumat (16/9).
Sumber: cnnindonesia.com