TNews, SEJARAH – Jangan kaget bila liburan di Turki, lalu menjumpai bangunan bersejarah yang disulap jadi museum. Karena itulah visi Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Turki.
Pera Museum atau Pera Musezi adalah contoh nyata betapa indahnya bangunan bersejarah yang sudah dialihfungsikan menjadi sebuah museum. Museum ini berada di Jalan Meşrutiyet No 65, Distrik Beyoglu, Istanbul, Turki.
Lokasinya tak jauh dari Jalan Istiklal yang begitu ramai dengan wisatawan. Di zaman dahulu, sebelum jadi museum, bangunan ini adalah sebuah hotel bernama Hotel Bristol. Dibangun pada tahun 1893, bangunan ini dimiliki oleh orang-orang kaya Armenia. Arsiteknya bernama Achille Manoussos.
Hotel Bristol termasuk hotel paling mewah di masa itu. Tamu-tamu penting Kekaisaran Ottoman pernah menginap di sini. Beroperasi sebagai hotel hingga tahun 1980, Hotel Bristol akhirnya menyudahi operasinya.
Bangunan ini kemudian dibeli oleh Esbank, bank nasional Turki. Sempat dipugar dan difungsikan sebagai kantor cabang bank hingga 2002, bangunan bekas Hotel Bristol itu lalu didesain ulang oleh arsitek Sinan Genim sebagai museum dengan tetap mempertahankan fasad luar bangunan yang terkesan megah dan mewah.
Begitu masuk ke dalam bangunan Pera Museum, kesan mewah dan megah masih terasa di dalamnya. Di lantai 2, traveler bisa duduk manis sambil menyeruput kopi dan membaca buku karena di lantai ini memang ada kafenya.
Naik ke lantai 2 museum, traveler akan disuguhi dengan koleksi artefak perdagangan zaman dahulu di era Ottoman, berupa timbangan, stempel dan mata uang.
Koleksi berikutnya menampilkan keramik dan gelas kopi yang dihasilkan dari era Ottoman. Minum kopi memang sudah jadi budaya orang Turki sejak zaman dahulu kala. Namun budaya keramik di Turki terinspirasi dari negeri China. Salah satu kota di Turki yang terkenal dengan kerajinan keramiknya adalah Izmir.
Di lantai berikutnya, traveler bisa melihat koleksi lukisan karya seniman kenamaan Turki bertemakan Duta Besar di zaman Ottoman. Ada juga satu bagian khusus yang didedikasikan untuk pelukis yang sangat legendaris seperti Osman Hamdi Bey hingga Mehmed Said Efendi.
Di lantai teratas, karya seni yang dipamerkan lebih modern dan kekinian. Anak-anak muda Turki banyak yang berkunjung ke sini karena lebih merasa relate dengan mereka.
Secara keseluruhan, Pera Museum ini merangkum karya seni seniman Turki dari zaman dahulu hingga zaman sekarang. Semuanya ditata dengan apik, plus pencahayaan yang menarik dan tidak membosankan.
Animo warga Turki dan wisatawan dalam menikmati karya seni di Pera Museum juga tergolong tinggi. Hal itu terlihat dari antrean pengunjung yang mengular di depan museum. Animo itu makin dipupuk oleh pemerintah Turki dengan mengadakan festival budaya bertajuk Beyoglu Kultur Yolu yang berlangsung hampir 1 bulan penuh. Semoga hal yang sama terjadi juga di Indonesia ya!
Sumber : detik