TNews, SULUT – Lambatnya pekerjaan Dua Bendungan di Sulawesi Utara (Sulut) yakni Kuwil Kawangkoan Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan bendungan Lolak di Kab. Bolaang Mongondow yang pengerjaannya mulai 2016 sampai sekarang ini belum beroperasi, membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut mengambil sikap.
James Arthur Kojongian (JAK) Wakil Ketua DPRD Sulut yang juga koodinator Komisi III menegaskan akan lakukan pemanggilan terhadap beberapa instansi terkait khususnya Balai Sungai.
“Akan dibahas dengan Komisi III penjadwalan untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait dua bendungan ini,” tegas James Kojongian diruang kerjanya, Senin (24/10/2022).
Lanjut JAK sapaan akrabnya menuturkan, ini di lakukan untuk mendapatkan informasi progresnya.
“Dari kementerian PUPR menargetkan pertengahan tahun 2022 ini kedua bendungan tersebut sudah bisa difungsikan, tapi kelihatannya meleset,” tuturnya.
Adapun kedua bendungan sudah urgent untuk difungsikan.
“Bendungan Kuwil Kawangkoan utamanya bertujuan untuk pengendalian banjir Kota Manado dan sekitarnya agar tidak mengalami banjir bandang seperti pada tahun 2014 silam,” terangnya.
Bersamaan dengan ini pula, Penegasan serupa disampaikan oleh ketua Komisi III Berty Kapojos.
“Berdasar pada laporan Balai Sungai penyelesaiannya ditahun 2022. Padahal Mega proyek multi years ini sudah menelan anggaran besar, namun target penyelesaian terus saja bersorong tiap tahunnya,” jelas Berty Kapojos saat ditemui diruang kerjanya.
Berty Kapojos mengatakan, akan melakukan pemanggilan terhadap Balai Sungai.
“Komisi III akan memanggil Balai Sungai, Namun setelah selesai tahapan pembahasan RAPBD Tahun Anggaran 2022”
“Memang dijanjikan Balai Sungai selesai agustus tahun 2022 tuntas, tapi melihat keadaan di lapangan masih ragu,” beber Kapojos.
Seperti diketahui, bendungan Kuwil Kawangkoan memiliki kapasitas tampung 23,4 juta m3 dan luas genangan 139 hektare. Bendungan ini dibangun sejak 2016 dengan total biaya konstruksi Rp 1,9 triliun, yang terbagi menjadi tiga paket pekerjaan konstruksi.
Untuk paket pertama, pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – DMT (KSO), paket dua dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) Tbk, dan paket ketiga dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – PT. Nindya Karya (KSO).
Bendungan ini berada diatas Kota Manado sehingga sangat efektif untuk pengendalian banjir. Jadi dalam satu Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano ada dua tampungan air, pertama adalah tampungan air alami Danau Tondano dan kedua, Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Sementara itu, Bendungan Lolak memiliki luas area genangan 97,5 hektar, yang direncanakan saat beroperasi akan memasok air irigasi seluas 2.214 hektar, mendukung penyediaan air baku 500 liter/detik, pariwisata, konservasi air dan memiliki potensi tenaga listrik 2,43 megawatt.
Kontrak pembangunan Bendungan Lolak dibagi menjadi dua paket yakni paket pertama senilai Rp830 miliar dengan kontraktor PT. Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk. Selanjutnya untuk Paket II senilai Rp821 miliar dikerjakan kontraktor PT. PP (Persero) Tbk – PT. Asfhri Putralora (Kerjasama Operasi/KSO).
Sheraa Umboh