TNews, SEHAT – Tren eSports sedang naik daun dalam beberapa tahun terakhir. Profesi gamer juga semakin menyita perhatian luas, karena dinilai potensial dalam meraup untung.
Terdapat kajian yang membuktikan bahwa aktivitas gamer juga memiliki beban kerja yang sama beratnya seperti olahragawan. Sayangnya, kondisi ini kurang diimbangi dengan kesadaran para gamer soal kesehatan.
Padahal, mereka yang terlibat dalam dunia eSports juga membutuhkan dukungan layanan kesehatan, layaknya atlet di dunia olahraga konvensional lainnya.
Tidak sedikit pemain eSports yang mengalami cedera dan kemudian memutuskan pensiun dini, karena kurang menerapkan gaya hidup aktif dalam kesehariannya.
Bukan hanya itu, kegiatan main game ini masih dianggap sebagai kegiatan yang tidak produktif dan mengarah ke gaya hidup kurang bergerak. Para gamer tentu mesti hati-hati dalam menjaga kesehatan demi karier mereka di dunia eSports.
Data dari dokter spesialis kedokteran olahraga sport medicine di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Antonius Andi Kurniawan, mencatat terdapat beberapa keluhan cedera terbanyak yang dialami oleh pemain eSports antara lain;
– cedera bahu,
– cedera leher,
– cedera pergelangan tangan,
– cedera siku,
– cedera pangkal jempol,
– cedera otot leher, dan
– cedera otot bahu.
Menurutnya, peningkatan keluhan sakit di antara pemain eSports dikarenakan kesalahan postur dan intensitas permainan. Sehingga, Andi merekomendasikan beberapa langkah agar terhindar dari terjadinya cedera pada saat bermain game.
“Setiap 30-60 menit permainan, pastikan melakukan istirahat minimal selama 5 menit. Lakukan peregangan pada bagian dada, lengan, telapak tangan hingga jari,” ujarnya pada acara jumpa pers di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Selasa (11/10).
Andi juga menyarankan untuk memperhatikan postur tubuh ketika bermain dan juga untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. “Selain gerakan dan istirahat, pola hidup sehat juga tetap harus diperhatikan mulai dari olahraga hingga pola makan seimbang,” lanjutnya.
Dia juga merekomendasikan aturan 20-20-20, yakni bermain selama 20 menit, kemudian mengistirahatkan mata dengan melihat sejauh 6 meter atau 20 kaki selama 20 detik.
Tak hanya itu, Andi pun juga mengajak masyarakat dan para atlet eSports untuk memahami pentingnya kesehatan fisik dan mental dalam eSports, termasuk pemulihan serta peningkatan performa para atlet, terutama yang mengalami cedera fisik, mata, mental melalui pendekatan holistic atau multidisipliner di klinik kesehatan olahraga.
Sumber : cnnindonesia