TNews, WISATA – Kebun Raya Bogor kembali jadi sorotan. Kali ini, penyetopan atraksi wisata baru bernama Glow yang jadi masalahnya.
Glow merupakan atraksi wisata malam baru di Kebun Raya Bogor. Atraksi ini memberikan proyeksi visual dengan narasi edukatif dalam iringan musik.
Jadi, traveler bisa mencoba menikmati keindahan Kebun Raya Bogor di malam hari dengan perpaduan visual. Mulainya pukul 19.00-22.00 WIB.
Tapi, wisata cahaya ini sedang bermasalah. Budayawan dan peneliti IPB menolak adanya atraksi ini, karena dinilai mengganggu keanekaragaman yang ada di dalam Kebun Raya Bogor. Untuk diketahui, Kebun Raya Bogor bukan cuma berisi pohon, tapi juga berbagai satwa mulai dari serangga, burung, hingga tupai.
“Secara umum saja kami melihat bahwa Kebun Raya Bogor itu kawasan konservasi yang tentu perlu kehati-hatian dalam pengelolaannya dan harus ada kajian mendalam karena dampaknya terhadap ekosistem tempatan. Termasuk kepentingan bisnis yg diutamakan daripada kepentingan konservasi,” ujar Arie Rompas, ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace.
Pada 15 September, Bima Arya menyetop kegiatan wisata cahaya tersebut. Pemkot ingin agar pihak ketiga, PT Mitra Natura Raya sebagai pengelola wisata KRB duduk mediasi bersama IPB dan budayawan.
Namun Bima malah mendapat surat penolakan. Bahkan, pengelola KRB memintanya untuk mengajukan surat ke Presiden Jokowi.
“Tanggal 30 September saya menerima surat dari PT MNR yang kalau dari isinya saya menyimpulkan bahwa Mitra Natura Raya ini keliru memahami kewenangan Pemkot terhadap Kebun Raya. Jadi bahasanya juga sangat tidak pas, saya kira bahasanya mencerminkan pemahaman yang sangat keliru. Meminta tidak mengikuti keputusan dari Pemkot untuk menghentikan operasional dan meminta agar Wali Kota menyampaikan langsung kepada Presiden,” ujar Bima.
Bima menyayangkan sikap tersebut. Dia mengaku akan mengkaji langkah hukum terkait pengelolaan Kebun Raya Bogor.
Sumber : detik