TNews, TIDORE KEPULAUAN – Komitmen Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam mewujudkan program zero stunting di Kota Tidore terus digelakkan, hal tersebut terlihat saat seluruh ASN Kota Tidore Kepulauan berlomba-lomba memberikan donasi Rp1.000 di kotak donasi stunting, Senin (27/3/2023).
Atas partisipasi dan dukungan ASN Kota Tidore terhadap upaya percepatan penurunan stunting di Kota Tidore Kepulauan tersebut, Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen saat dikonfirmasi mengucapkan terima kasih kepada seluruh ASN Kota Tidore Kepulauan atas partisipasi dan kepeduliaannya terhadap percepatan penurunan stunting di Kota Tidore Kepulauan.
“Ini hanya terjadi di Kota Tidore Kepulauan, baru hampir satu bulan, donasi yang terkumpul sudah sekitar 17 juta lebih, luar biasa. Jadi di bulan ramadhan selama sebulan penuh ini, mari kita berlomba-lomba untuk isi full kotak donasi stunting ini, mudah-mudahan kita semua diberkahi umur yang panjang oleh Allah SWT,” tutur Muhammad Sinen.
Orang nomor dua di Kota Tidore Kepulauan ini menambahkan, kepada tim percepatan penurunan stunting Kota Tidore Kepulauan agar segera melakukan survey setiap Kecamatan untuk melihat rumah warga yang belum memiliki MCK yang layak, agar segera dibantu menggunakan uang donasi tersebut.
“Bantuan jangan diberikan dalam bentuk uang tetapi serahkan dalam bentuk bahan, agar MCK bisa segera dibangun. Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tidore Kepulauan, saya ucapkan terima kasih banyak, mudah-mudahan keikhlasan, ketulusan, perhatian atau sedekah yang diberikan oleh ASN Kota Tidore Kepulauan,” imbuh Muhammad Sinen.
Lanjut, Muhammad Sinen mengatakan, sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tidore Kepulauan,” Saya tidak mampu membalas itu semua, saya serahkan kepada Allah SWT yang akan membalas, semoga kita diberkahi kesehatan dan umur yang panjang, agar program zero stunting di Kota Tidore Kepulauan dapat kita capai kedepan,” harap Muhammad Sinen.
Wakil Wali Kota dua periode ini juga mengucapkan terima kasih kepada Kadis Perindagkop dan semua pihak, yang telah bekerja keras sehingga di ramadhan pertama, hari pasar besar Jumat dialihkan ke hari Sabtu, sehingga hari Jum’at menjadi sangat efektif, karena tidak ada yang ramai dan berkerumunan di pasar, juga sebagai upaya mewujudkan Kota Santri. (**)