TNews, YOGYAKARTA – Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta kembali menggulirkan inovasi untuk mengembangkan pariwisata dengan menyelenggarakan Winongo Jogja River Festival (WJRF). Ini pertama kali diselenggarakan dan dirancang untuk menjadi Event Annual yang terstandar KEN (Karisma Even Nusantara). Nantinya, WJRF diharapkan menjadi Event unggulan setelah WJNC, memperkuat branding Kota Yogyakarta sebagai kota Event.
Winongo Jogja River Festival bekerja sama dengan komunitas sungai yang berada di Winongo dan komunitas masyarakat yang berada di Kelurahan Pringgokusuman dan Kelurahan Tegalrejo.
“Kami akan menyelenggarakan pada 28-29 Juli 2023 dengan mengambil titik di Pringgokusuman dan Tegalrejo.”
“Pariwisata di Yogyakarta sudah pulih. Juni 2023 kemarin, kami mencatat statistika rata-rata belanja wisatawan di Yogyakarta 2,6 juta/orang. Sedang untuk ‘Length of Stay’ bulan Juni 2023 sudah mencapai lebih 2 hari, lebih tepatnya 2,18 hari. Untuk kunjungan wisatawan mancanegara, kami sudah membukukan total 2 juta 77 ribu, dengan wisatawan mancanegara sebanyak 100 ribu. Kondisi ini harus kita pertahankan dengan menampilkan berbagai daya tarik wisata yang ada di Kota Yogyakarta. Kami coba mengangkat budaya yang selama ini dilaksanakan turun temurun dengan sangat apik oleh masyarakat yang berada di sepanjang bantaran Sungai Winongo ini,” terang Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko dalam jumpa persnya di Kantor Dinas Kominfosan, Kamis (27/7/2023).
“Puncak acara akan menghadirkan tradisi Memetri Sungai dan Tumbuk Ageng Angon Bocah. Dua acara ini akan kita ramu dan jadikan satu dengan dukungan para stakeholder yang ada di situ, dan kita akan mempercantik bantaran Sungai Winongo sehingga bisa pantas kita selenggarakan sebuah Event di Sungai Winongo.”
“Winongo Jogja River Festival disuguhkan dengan menggabungkan potensi alam (sungai), budaya (tradisi), dan sosial (urban). Mengusung tema Urban Space, Urban Culture. Tema Urban Space selaras dengan fungsi bantaran Sungai Winongo sebagai ruang publik masyarakat urban. Sementara ruang pemeliharaan sungai melalui Budaya Memetri.”
“Winongo Jogja River Festival didukung oleh berbagai pihak yaitu, Badan Otorita Borobudur, Binar Indonesia, PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia) produsen cat Dulux melalui program Let’s Colour-nya, komunitas mural, sekolah-sekolah, media lokal dan nasional, LPMK dan Pokdarwis Pringgokusuman, LPMK dan Pokdarwis Tegalrejo dan Forum Komunikasi Winongo Asri.”
“Festival ini merupakan wujud perhatian Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta terhadap daya tarik alam dan budaya yang ada di Sungai Winongo. Bentang alam Tradisi Memetri Sungai merupakan dua hal yang potensial untuk dijadikan atraksi. Harapannya, dengan adanya festival ini mendorong terwujudnya Sungai Winongo sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Yogyakara.
Wahyu menambahkan, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta sudah banyak melakukan banyak festival di beberapa tempat, tapi baru kali ini menyelenggarakan festival di Sungai Winongo.
“Hari Jumat tanggal 28 Juli 2023 sudah mulai pembuatan mural. Tanggal 29 Juli 2023 mulai pukul 09.00-21.00 WIB diisi oleh para penampil. Ada tari Serimpi Kawung yang dibawakan oleh Mila Rosinta dan Tari Batik Shadow yang dibawakan Nurohmad. Juga akan dimeriahkan dengan kolaborasi antara Perempuan Berkebaya Indonesia dan Alex John (Musisi Shakuhachi Japanese Flute).”
“Kami ingin mencoba memecah keramaian yang selama ini terpusat di Tugu, Malioboro, dan Kraton, di mana wisatawan pasti mengagendakan kunjungan ketiga tempat itu. Kita coba pecahkan dengan menciptakan pusat-pusat keramaian baru,” ujar Wahyu lebih lanjut.
Menanggapi soal sampah yang dihasilkan dalam festival Sungai Winongo ini, Wahyu menjawab, “Kami juga sudah berkoordinasi dengan kemantren Gedongtengen dan Tegalrejo, termasuk Lurah dari Tegalrejo dan Pringgokusuman. Mereka akan menyiapkan tempat-tempat sampah yang akan terpilah sebelumnya, agar sampah yang dihasilkan melalui Event ini semua sudah terpilah dengan rapi. Mana yang bisa di-Recycling melalui bank sampah, mana yang residu, dan mana yang benar-benar organik yang bisa kita kirim ke TPA Piyungan.”
Wahyu berharap dengan adanya festival sungai yang diselenggarakan secara Annual ini bisa secepatnya didaftarkan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang akan dapat masuk dalam ‘Calendar of Event’ tingkat nasional, sehingga banyak orang yang tahu Event-event budaya, Event-event pariwisata sudah terselenggara dengan baik.*
Reporter : Clementine