TNews, OPINI – Dalam kurun waktu sebulan belakangan ini, Provinsi Gorontalo, kerap kali terjadi aksi bunuh diri. Tidak hanya perempuan, laki-laki pun menjadi korban aksi bunuh diri. Bahkan, terhitung sejak Bulan Januari 2023 sampai Juli 2023, sudah ada 21 kasus bunuh diri Gorontalo.
Di bulan Januari ada 3 kasus bunuh diri, Februari 2 kasus bunuh diri, Maret 1 kasus bunuh diri, April 4 kasus bunuh diri, Mei 4 kasus bunuh diri, Juni 3 kasus bunuh diri, dan Juli 3 kasus bunuh diri ditambah 1 kasus yang terjadi hari ini, 25 Juni 2023.
Ada berbagai macam penyebab kasus bunuh diri di Gorontalo. Mulai dari masalah ekonomi, hubungan percintaan, tidak harmonis bersama keluarga, masalah pekerjaan, korban penipuan dan sebagainya.
Meskipun tidak dapat dipungkiri, bahwa semua hal diatas bisa kita hadapi dengan iman dan tekad untuk hidup masing-masing individu namun adakalanya manusia berbuat khilaf sehingga mengambil keputusan yang kurang tepat.
Tentu ini menjadi perhatian khusus untuk pemerintah, untuk kemudian mengambil langkah konkret dalam hal melakukan pencegahan terhadap aksi bunuh diri ini yang kerap kali terjadi.
Olehnya, Saya pribadi dan atas nama ketua DPC GMNI Kota Gorontalo, meminta kepada pemerintah Provinsi Gorontalo untuk membentuk satuan tugas pencegahan bunuh diri dan upaya bunuh diri di Gorontalo.
Satuan tugas itu nantinya bekerja sama dengan lembaga lembaga terkait, baik itu MUI, forum perempuan, perlindungan anak dan sebagainya, dimulai dari melakukan pelayanan serta sosialisasi dalam hal mengajak masyarakat Gorontalo untuk menjauhi upaya bunuh diri.
Saya yakin ini bukan menjadi solusi yang terbaik. Namun, lebih dari itu, ada langka nyata kita untuk kemudian melakukan pencegahan terhadap upaya upaya bunuh diri.
Di Gunung Kidul, Yogyakarta, sudah dibentuk satgasnnya. Gorontalo kapan?*
Reporter : Gean Bagit