TNews, GORONTALO – Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PMM) kolaborasi dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo dan Universitas Muhammadiyah Gorontalo menggelar Workshop Pengembangan Pariwisata Halal berbasis Kearifan Lokal dan E-commerce selama 3 hari mulai dari tanggal 29 sampai dengan 31 Juli Tahun 2023 bertempat di Aula Kantor Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.
Workshop tersebut dihadiri sekitar 21 peserta mewakili Pokdarwis, pengelola Desa Wisata, perangkat Desa, dan para pelaku UMKM. Para peserta juga menerima materi yang berkaitan dengan Pengembangan Pariwisata Halal dan E-commerce. Materi-materi tersebut disampaikan oleh tim pelaksana PMM Prof. Dr. Sayama Malabar, M.Pd, Jafar Lantowa, S.Pd.,M.A., dan Desrika Talib, S.E.,MM.Par.
Ketua Tim PMM Kolaborasi Prof. Dr. Sayama Malabar, M.Pd mengungkapkan selain membahas materi yang berkaitan dengan Pengembangan Pariwisata Halal, Workshop ini juga membahas materi terkait dengan proses sertifikasi halal untuk pelaku UMKM.
“Sehingga tadi sesuai dengan apa yang disampaikan oleh narasumber Bapak Andriono Tobuhu dari Kanwil Kemenag yakni pengembangan pariwisata halal harus diawali dengan jaminan produk halal yang ada di Desa Bongo sehingga wisatawan merasa nyaman dengan produk yang tersedia di dalammya. Oleh karena itu, perlu adanya sertifikat halal bagi produk pelaku UMKM di Desa Bongo,” ungkapnya.
Selain itu, dalam materi workshop ini tim pelaksana juga menekankan pada pentingnya destinasi wisata religi Bongo menjadi ikon pariwisata halal sehingga bisa menjadi identitas tersendiri yang dapat di kenal oleh masyarakat.
“Sehingga dalam mendukung pengembangan desa wisata halal, penting untuk kemudian mempersiapkan aspek produk yang dipasarkan di Desa Wisata Religi Bongo. Produk tersebut dibuat oleh pelaku UMKM untuk dijual pada wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Religi Bongo,” tambahnya.
Dalam upaya mendukung pariwisata halal, maka produk lokal tersebut harus memiliki kriteria halal yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat halal oleh pelaku usaha UMKM. Khususnya sektor pangan sebagai salah satu bagian integral kota wisata harus mampu memberikan jaminan kualitas produk yang dihasilkan, diantaranya jaminan produk halal, agar konsumen menjadi lebih nyaman dan memperoleh kepuasan.
Selain itu, materi terkait dengan E-commerce oleh Ibu Desrika Talib yang menitikberatkan pada pentingnya media digital dalam pemasaran pariwisata halal sehingga dapat diakses oleh semua orang dan dapat meningkatkan jumlah pengunjung di Desa Wisata Religi Bongo.
Hal ini dperkuat lagi dengan pemateri ketiga terkait dengan pemanfaatan kearifan lokal dalam mengembangkan Desa Wisata Religi Bongo.
Workshop ini disambut dengan antusias oleh peserta yang melontarkan banyak pertanyaan terkait dengan pengembangan desa wisata halal berbasis kearifan lokal dan E-commerce.
Para peserta mengharapkan agar kegiatan Workshop seperti ini dapat dilanjutkan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pengembangan pariwisata halal di Desa Wisata Religi Bubohu Bongo.*
Reporter : Alwi Kakoe