TNews, PROBOLINGGO – Informasi Layak Anak, Kemasyarakatan Kegiatan yang dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Santiyono ini dihadiri oleh Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H Achmad Muzamil, Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Abdul Wasik Hannan serta perwakilan dari Kantor Pengadilan Agama Kraksaan dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo.
Sosialisasi ini diikuti oleh 100 orang peserta terdiri dari Karang Taruna, GP Ansor Kota Kraksaan, PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan, PD Muhammadiyah, PD Aisyiyah, PD Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, PD Al Irsyad, PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan, PC Fatayat NU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan, GKMNU Probolinggo serta Penyuluh Agama Islam di 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.
Selama kegiatan para peserta mendapatkan materi pencegahan stunting dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, perkawinan usia dini dari Pengadilan Agama Kraksaan, kematian ibu dan anak dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan keluarga maslahah dari Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo.
Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H Achmad Muzamil mengungkapkan sosialisasi gerakan aksi dalam rangka mencegah pernikahan dini, stunting, angka kematian ibu dan anak serta gerakan aksi keluarga maslahah ini merupakan fokus dari program Baznas Kabupaten Probolinggo untuk membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Kita ketahui bersamajika di Kabupaten Probolinggo ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih sangat rendah. Oleh karena itu, kegiatan ini dilakukan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam hal ini menekan angka stunting, pernikahan dini serta kematian ibu dan anak,” ujarnya.
Menurut Muzamil, kegiatan ini dilakukan oleh Baznas Kabupaten Probolinggo untuk mengajak stakeholder terkait dan ormas-ormas di Kabupaten Probolinggo untuk bersama-sama berbuat bagi Kabupaten Probolinggo. “Ormas yang kita undang ini mempunyai titik simpul di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya.
Muzamil mengharapkan tindak lanjut dari kegiatan ini nanti kita koordinasikan lagi bagaimana supaya hasil dari sosialisasi ini tidak hanya sosialisasi saja tetapi ada tindak lanjut sehingga seperti stakeholder dan ormas yang mempunyai titik simpul bisa mensosialisasikan kepada masyarakat dan anggotanya masing-masing.
“Melalui program ini, Insya Allah kalau sinergitas antara Baznas dengan ormas dan OPD terkait maka akan ada jalan dalam rangka menurunkan angka stunting, angka kematian ibu dan anak serta pencegahan perkawinan dini,” terangnya.
Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah kabupaten Probolinggo Santiyono mengatakan program prioritas dari pemerintah saat ini adalah Pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan infrastruktur.
“Apabila tidak ada sinergitas sebagaimana slogan dari BUS PATAS, maka tugas dan kewajiban pemerintah, BUMD, BUMS, dan para pengusaha serta partisipasi masyarakat Kabupaen Probolinggo itu sendiri maka tidak akan mampu menuntaskan apa yang menjadi skala prioritas pembangunan daerah,” katanya.
Santiyono mengharapkan agar kedepan semua upaya yang sudah dilakukan bersama-sama sudah mulai kelihatan. Angka stunting yang semula di urutan 36 dan 37 di Jawa Timur bisa menjadi urutan 23 dan di akhir tahun 2023 harapannya bisa satu digit di bawah angka 10%.
“Begitu juga dengan kemiskinan, harapannya nanti sesuai dengan target di tahun 2024 bahwa angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Probolinggo bisa nol persen. Mohon dukungan kepada semua pihak, terutama Baznas untuk bersama-sama menuntaskan program-program stunting, perkawinan dini, kematian ibu dan anak, kemiskinan ekstrem dan lain sebagainya,” pungkasnya.*
Reporter : Fijai