TotabuanNews, Labusel – Rumah milik Amirul Adam Siregar alias Kinul (44 tahun), warga Dusun Aek Goti A, Desa Aek Goti, Kecamatan Silangkitang, Kab. Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, ludes terbakar pada Jumat (03/11/2023).
Menurut Hendra, Kepala Dusun Aek Got kebakaran diketahui terjadi pagi hari sekitar pukul 08.30 WIB.
“Yang pertama mengetahui adalah anak korban yang saat itu berada dirumah. Melihat ada api di jaringan listrik dalam rumah, anak korban langsung memberitahukan ke Ibunya (Istri Korban) yang saat itu sedang berada di belakang rumah” jelas Hendra.
“Saat diberitahu istri korban langsung kembali kerumah tetapi pada saat itu api sudah membesar dan istri korban tidak bisa lagi masuk kedalam rumah untuk selamatkan barang-barang” tambah Hendra.
Menurut Hendra, kebakaran disebabkan korsleting listrik (arus pendek) sebagai pemicu api yang dengan cepat menjalar ke bagian rumah yang terbuat dari kayu tersebut.
Saat kejadian, Kinul (korban) sedang tidak berada dirumah. Seperti biasa, setiap hari dari pagi korban bekerja mengutip berondolan sawit untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Saat diberitahu rumahnya terbakar, Kinul langsung pulang. Tetapi apalah daya, sesampainya dirumah yang tinggal hanya puing-puing rumah yang telah menjadi arang.
Pada saat kejadian, tetangga-tetangga korban dan warga sekitar berupaya memadamkan api tetapi si jago merah sudah terlanjur membesar melalap rumah yang terbuat dari kayu (papan) tersebut.
Hanya sekitar 20 menit, rumah tersebut ludes terbakar dan hanya menyisakan puing-puing arang dan kepedihan bagi Kinul dan anak istrinya.
Dari hasil wawancara awak media TotabuanNews Labusel dengan Kinul bahwa semua barang-barang yang didalam rumah habis terbakar dan tidak ada yang sempat diselamatkan.
“Ga ada barang yang selamat, semua habis terbakar. Perabotan, surat-surat dan semua isi rumah habis. Tinggal baju yang dibadan inilah sisa” Ucap Kinul dengan nada sedih.
Berdasarkan perhitungan yang diambil dari keterangan Hendra Kepala Dusun Aek Goti A, kerugian mencapai 100 juta rupiah. “Kerugian sekitar 100 juta lah bang, lebih kurang segitu lah” Kata Hendra.
Pada saat kejadian kebakaran tersebut, pemadam kebakaran datang terlambat. Rumah sudah menjadi arang barulah mobil pemadam datang sekitar pukul 10.00 WIB. Dilihat dari beberapa bencana kebakaran di Labusel khususnya Silangkitang, pemadam selalu datang setelah kebakaran selesai.
Hal ini mungkin disebabkan karena jarak tempuh yang cukup jauh sekitar 30 km dari Dinas Damkar Labusel di Kotapinang ke Silangkitang dengan waktu tempuh lebih kurang 45 menit.
Beberapa kejadian kebakaran yang sudah terjadi seharusnya menjadi pelajaran bagi Pemkab Labusel bagaimana mengantisipasi terkait jarak dan waktu tempuh dari kota kabupaten ke kecamatan-kecamatan agar penanganan bencana ini bisa maksimal. Bukan tiba di lokasi saat rumah warga telah menjadi arang.
Dengan kejadian-kejadian ini masyarakat berharap agar pemerintah Labusel khususnya Dinas Damkar membuat langkah strategis bagaimana agar mobil kebakaran tidak lagi datang terlambat seperti polisi film india. Salah satunya dengan menempatkan petugas damkar di kecamatan-kecamatan sebagai antisipasi, karena Labusel bukan hanya Kotapinang. RED