TNews, YOGYAKARTA – Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berencana untuk melakukan imunisasi Japanese Enchephalitis (JE). Adapun target sasarannya adalah 844.213 anak (Provinsi DIY) dan 72.322 anak (Kota Yogyakarta) yang akan dilaksanakan selama 2 bulan pada September dan Oktober 2024.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani dalam jumpa persnya di Balai Kota, Selasa (27/2/2024) mengatakan, imunisasi ini sebagai upaya pengendalian JE menyusul di Provinsi DIY ditemukan 13 kasus terinfeksi virus JE. 13 kasus yang ditemukan ini tidak ada di Kota Yogyakarta, tapi di luar Yogyakarta yang ada di Provinsi DIY.
“Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus JE, termasuk Family Flavivirus yang ditularkan melalui nyamuk, dan merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Asia termasuk di Indonesia dan ini menyebabkan kematian serta kecacatan.”
Emma juga menambahkan, sampai saat ini JE belum ada obatnya, tapi bisa dicegah dengan pemberian imunisasi. Infeksi JE pada manusia ditandai dengan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala.
“Gejalanya muncul 4-14 hari hari setelah gigitan nyamuk. Gejala utamanya demam tinggi. Pada anak, gejala awalnya berupa demam, muntah, diare, dan juga kejang.”
“Pemerintah Indonesia sudah mulai melaksanakan imunisasi JE ini di Provinsi Bali pada tahun 2018, kemudian ada perluasan di Kalimantan Barat pada tahun 2023. Pada tahun 2024 rencana diperluas lagi di DIY. ”
“Pelaksanaan introduksi imunisasi JE sebagai upaya pengendalian JE dimulai dengan pemberian imunisasi tambahan massal pada kelompok anak usia 9 bulan-di bawah 15 tahun yang akan kita laksanakan bulan September dan Oktober. Balita yang belum berumur 10 bulan juga akan diberikan satu dosis imunisasi JE dalam jadwal imunisasi rutin mulai bulan November 2024.”
“Pada saat ini kami sudah mulai pendataan. Untuk layanan nanti ada di 18 Puskesmas mulai bulan September. Tidak ada biaya,” ujarnya mengakhiri.*
Reporter : Clementine