TNews, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya menjaga stok bahan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H yang jatuh kurang dari 2 pekan lagi tetap aman. Hal ini dikatakan Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo saat memantau harga dan pasokan barang menjelang Hari Raya Idul Fitri di Pasar Beringharjo dan XT Square Yogyakarta, Selasa (26/3/2024).
“Semua komoditas stoknya aman. Untuk harga juga sangat stabil. Memang ada satu atau dua yang mengalami penurunan dan kenaikan. Komoditi yang paling banyak naik kebutuhannya menjelang Idul Fitri adalah beras, gula, telur, dan gula pasir. Cabe yang biasanya dibanderol harga menjelang Idul Fitri itu naik, ternyata malah turun,” ujar walikota.
Lanjut wali kota, untuk menjaga stabilisasi baik stok maupun harga, kita berada di depan kios Segoro Amarto. “Kios ini merupakan referensi harga yang terstandar. Masyarakat bisa mengakses baik itu beras, minyak, dan gula pasir tersedia cukup dengan harga standar. Nantinya, kami akan buka kios baru Segoro Amarto di Pasar Sentul yang baru, supaya lebih dekat ke masyarakat, ” tambah Singgih.
Sedangkan stok daging sapi, pemkot memiliki regulasi sendiri. Daging yang datang dari luar kota pasti akan masuk dulu ke shelter untuk dilakukan pengecekan, harus ada surat keterangannya. “Ini untuk memastikan produk yang dijual di pasar di Kota Yogyakarta aman,” tambahnya.
Namun untuk Daging ayam ada sedikit kenaikan, walaupun kenaikannya masih bisa ditolerir. Yang justru kita temui untuk gori (nangka muda), bahan baku dari gudeg mengalami kenaikan, bahkan harganya dua kali lipat.
“Sedangkan penyuplai nangka muda itu datang dari Prembun dan Boyolali. Sementara kita baru menanam. Ini berkaitan dengan musim juga. Yang perlu kita antisipasi ke depan adalah kebersihan dari nangka muda itu sendiri. Karena gudeg menjadi makanan ikonik Kota Yogyakarta,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog, Kanwil Yogyakarta Ninik Setyowati mengatakan, pasokan beras sangat aman. Sudah ada penurunan harga dari pedagang besar.
“Yang tadinya kita memesan beras butuh 2 – 3 hari baru datang, sekarang bahkan oleh pemasok-pemasok seperti menawarkan diri. Ini menandakan bahwa untuk panen sudah bisa aman. Kemarin kami melakukan penugasan di hilir untuk memberikan pasokan dengan beras SPHP, tapi ini sudah mulai panen. Bulog juga sudah siap melakukan penyerapan, sehingga antara harga petani maupun harga konsumen tetap kami jaga. Kami masih menerima pasokan dari wilayah Semarang. Sampai Lebaran stok di Bulog aman,” kata Ninik.
Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia DIY, Ibrahim, yang menjadi anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Yogyakarta mengungkapkan, baik provinsi, kota maupun kabupaten juga bertindak nyata turun ke lapangan untuk memastikan 4 K (keterjagaan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif). Sidak di Pasar Beringharjo dan XT Square untuk memastikan ketersediaan pasokan sudah aman dan siap nenyongsong Hari Raya Lebaran.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menegaskan, pemantauan harga dan pasokan barang menjelang Idul Fitri di Kota Yogyakarta tercukupi dan aman.
“Memang mendekati hari raya kebutuhan meningkat, tapi tadi stakeholder sudah hadir dan semuanya sudah memberikan keyakinan bahwa stok aman,” kata Kadis.
Untuk menghindari panic buying, Kadis mengajak belilah sesuai dengan kebutuhan, jangan main borong-borongan, karena kita berbagi dengan yang lain. Intervensi di beberapa titik kita lakukan, pemantauan sampai hari H juga akan kita lakukan. Jadi ini merupakan jaminan ketersediaan bahan pangan aman.
“Tentang pengawasan keamanan barang kedaluwarsa, kita punya bidang pengawasan pengendalian. Ini yang selalu mengintervensi ke ritel dan ke toko-toko, terutama toko yang menjual parsel, kita lakukan pemantauan dan monitoring, ” ujarnya mengakhiri.
Peliput : Clementine Rosiani