TNews, YOGYAKARTA – Pentingnya pemahaman dan penerapan toleransi dalam kehidupan toleransi beragama diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia dan masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasib masing-masing. Pemberian kebebasan itu dilakukan selama ia tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan asas terciptanya ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat. yang tentunya merupakan perubahan yang serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dilaksanakan oleh umat beragama. Toleransi tidak mengenal batas waktu, tempat, dan dengan siapa kita melakukannya, melainkan kita melakukannya dengan semua orang.
Demikian disampaikan Sekjend Alumni SMA Yogyakarta Bersatu (ASYB), Petrus, saat berdiskusi dengan Balon Wakil Wali Kota Yogyakarta DR. (CAN) Ariyanto, SE.MM., di Restauran Jamur Jawon, DIY, Sabtu (1/6/2024).
Meskipun demikian, kata Petrus, ada praktiknya tidak sejalan.
“Toleransi tidak hanya dipraktikkan oleh etika yang menghargai ras, agama, budaya, suku, dan kelompok yang berbeda dengan kita, akan tetapi sikap menghargai pendapat orang juga adalah termasuk bagian dari toleransi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ariyanto sepakat bahwa saling menghargai antar umat beragama hal yang penting sebagai budaya bangsa.
“Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai antar umat beragama. Tidak peduli apapun agama yang dianut, antar masyarakat harus saling menghargai satu sama lain,” ujar Ariyanto yang juga Direktur Utama Jogkem Grup itu.
Menurut Ariyanto, toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini.
“Jika setiap orang memiliki sikap toleransi yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama, dan kehidupan antar umat beragama pun akan terjalin dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya,” papar Ariyanto yang juga seorang akademisi pariwisata itu.
Lebih lanjut kata Ariyanto, toleransi dan kebebasan adalah dua hal yang sering berseberangan dalam kehidupan manusia, terutama dalam masyarakat dimana perbedaan persoalan ini menjadi rumit jika didekati dalam ranah agama. Kebebasan beragama dipandang sebagai sesuatu yang mengganggu kerukunan.
“Toleransi beragama diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia dan masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasib masing-masing. Pemberian kebebasan itu dilakukan selama ia tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan asas terciptanya ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat,” tutup Ariyanto didampingi Tim Aksi Politik Ari Kusharyono.*
Peliput : Clementine