TNews, YOGYAKARTA – Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani serta stakeholder terkait, secara resmi melaunching aplikasi Pemantauan Permasalahan Gizi Balita (PPGB) sebagai bagian Pemantauan Terpadu Permasalahan Gizi Balita (Pandu Sagita) dalam penurunan stunting di Kota Yogyakarta di Hotel Burza, Senin (15/7/2024).
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis. Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama, sehingga menyebabkan gangguan di masa datang, seperti mengalami kesulitan mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahma Aryani mengatakan, aplikasi PPGB merupakan program yang digunakan untuk menampilkan data anak-anak usia di bawah 2 tahun dan balita yang bermasalah gizi.
“Aplikasi PPGB ini bagian dari program Pandu Sagita dari Dinkes kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kota Yogyakarta, Kemantren, Kelurahan dan masyarakat. Aplikasi ini bisa dilihat melalui Jogja Smart Service (JSS).”
“Aplikasi ini dapat digunakan untuk melihat masalah gizi per tahunnya dengan statistik masalah gizi per Kemantren dan Kelurahan. Aplikasi ini juga dapat melihat statistik sasaran yang diukur, ditimbang dan diukur, serta ditimbang. Dengan adanya pemantauan terpadu ini, masalah gizi pada balita dapat diindentifikasi secara dini dan ditangani dengan cepat dan tepat,” tutur Emma.
Emma berharap, dengan memenuhi gizi pada masa pertumbuhan awal dapat menanggulangi adanya stunting pada balita, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak hingga dewasa.
Sementara itu Penjabat Wali KotaYogyakarta, Sugeng Purwanto mengapresiasi dan mendukung penuh aplikasi PPGB yang merupakan bagian dari program Pandu Sagita, khususnya sebagai upaya penurunan Stunting di Kota Yogyakarta.
Sugeng berharap pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah ini dapat mengondisikan kesehatan mulai dari ibu mengandung hingga umur balita 5 tahun.
“Saat ini angka Stunting memang belum sesuai dengan yang diharapkan nasional, namun angkanya di Kota Yogyakarta ini sangat kecil dibandingkan kota lainnya yang berada di angka 2,6 persen,” ujarnya.*
Peliput: Clementine