TNews, BOLSEL – Zulkarnaen Kamaru, anggota Fraksi Trisakti dari PDIP Kabupaten Bolsel, menepis yang mengaitkan isu permintaan mobil Fortuner dengan insiden paripurna yang terjadi Kamis 18 Juli 2024.
Dalam pernyataannya Kamis 18 Juli 2024 tadi malam via seluler kepada Tim Redaksi Totabuan News, Kamaru menegaskan bahwa isu tersebut tidak relevan.
“Soal isu salah satu aleg minta Fortuner di luar konteks insiden paripurna tadi. Saya rasa tidak ada itu dalam paripurna tadi (kemarin,red),” ujar Kamaru, memperjelas bahwa perdebatan seharusnya berfokus pada keabsahan agenda yang belum dibahas melalui Badan Musyawarah (BANMUS).
BACA JUGA : Isu Aleg Bolsel Ngamuk Minta Fortuner, Hanya Opini Sesat
Sementara itu, Jelfi Djauhari, anggota Fraksi Restorasi Kebangkitan dari Partai Nasdem dan Wakil Ketua Komisi 3, menjadi sasaran fitnah dalam sidang paripurna DPRD Bolsel pada Kamis, 18 Juli 2024.
Fitnah tersebut terkait dengan tudingan bahwa Djauhari mengamuk karena permintaan pengadaan mobil Fortuner tidak diindahkan. Namun, Djauhari dengan tegas membantah tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya penggiringan opini yang sangat menyesatkan.
“Terkait saya meminta mobil Fortuner, seyogyanya itu bukanlah menjadi substansi dari apa yang diperdebatkan dalam paripurna tadi. Saya mempertanyakan keabsahan paripurna hari ini, apakah melalui rapat Badan Musyawarah (BANMUS),” ujar Djauhari dalam sebuah wawancara eksklusif pada Kamis malam.
Djauhari menyesalkan penggiringan opini yang mencatut namanya dengan isu pengadaan mobil Fortuner.
Menurutnya, hal tersebut sama sekali tidak substansial untuk dibahas dalam ruang sidang yang seharusnya fokus pada agenda penting seperti KUA-PPAS APBD 2025, Ranperda Penurunan Stunting, dan Ranperda Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Panjang.
“Ini adalah upaya jelas untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu mendasar yang kami angkat. Saya menyesalkan bahwa penggiringan opini sampai pada judul berita yang menyatakan saya mengamuk karena pengadaan mobil Fortuner tidak diindahkan. Ini adalah opini yang sangat menyesatkan,” tegas Djauhari.
(Konni Balamba)