Kerjasama Lintas Sektor dalam Upaya Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan ke Kota Jogja

0
19
Gambar: Sambutan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto dalam Workshop Integrasi Kekuatan Media Sosial dan Informasi Lintas Stakeholder dalam Meningkatkan Lama Tinggal Wisatawan - di Hotel Kimaya, Rabu (14/8/2024). Foto: Clementine Roesiani.

TNews, YOGYAKARTA – Berbicara masalah pariwisata khususnya Kota Yogyakarta, kita tahu bahwa tema pembangunannya adalah sebagai kota pendidikan, budaya, dan pastinya kota perjuangan. Pariwisata di Kota Yogyakarta tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga mesin utama bagi pertumbuhan ekonomi.

Hal ini disampaikan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto dalam sambutannya di acara Workshop Integrasi Kekuatan Media Sosial dan Informasi Lintas Stakeholder dalam meningkatkan Lama Tinggal Wisatawan di Hotel Kimaya, Rabu (14/8/2024).

“Ada 3 aspek penting yang harus diperhatikan, yakni atraksi, aksesbilitas dan amenitas yang harus ditingkatkan ketersediaan dan kualitasnya.”

“Agenda tahunan berupa event-event akan menumbuhkan kedekatan emosional serta material dengan para wisatawan, sehingga wisatawan akan punya alasan untuk datang kembali ke Yogyakarta. Hal ini juga perlu didukung dengan aksesibilitas sarana dan prasarana transportasi yang memadai, serta amenitas berupa fasilitas dan pelayanan yang berkualitas.”

Gambar: Sekretaris Bappeda Kota Yogyakarta Tri Retnani saat memaparkan tentang kepariwisataan di Kota Yogyakarta.

Sugeng juga menambahkan, untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan, bisa dilakukan dengan memperkuat branding dan narasi kampung wisata di 14 kemantren. Kemudian dipublikasikan dengan memanfaatkan berbagai media informasi yang ada. Promosi itu harus memantik para wisatawan agar berbagi pengalaman selama berkunjung di Kota Yogyakarta, sehingga terjadi getok tular yang efektif untuk menarik wisatawan.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Tri Retnani mengatakan, tahun 2023 tercatat kontribusi sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencapai 5,94 triliun atau 12,88 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), menunjukkan potensi pariwisata yang sangat besar.

“Dengan membandingkan rasio belanja akomodasi dan makan minum wisatawan dengan total belanja selama berwisata, dapat kita peroleh estimasi kontribusi pariwisata mencapai 13,57 triliun atau sebesar 29 persen dari total PDRB.”

“Potensi dan kinerja pariwisata yang luar biasa ini didukung dengan kinerja 3 indikator. Yang pertama, jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2023 mencapai 7.279.908 wisatawan dan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang terealisasi sebesar 309.674 wisatawan. Kedua, realisasi Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada tahun 2023 mencapai 27,47 persen dan TPK non bintang sebesar 27, 91 persen.”

Gambar: Direktur Jogja Tourism Training Center, Hairullah Ghazali saat diwawancarai wartawan.

“Ketiga, lama tinggal wisatawan (Length of Stay/ LoS) mencapai 1,87 hari di tahun 2023. Pada tahun 2024, kondisi pariwisata tidak sebaik tahun sebelumnya,” tambahnya.

Kinerja yang menurun juga terjadi pada indikator LoS Kota Yogyakarta yang hingga bulan Juni tercatat sebesar 1,7 hari, lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya maupun target tahun 2024 yang sebesar 1,8 hari. Di sisi lain, indikator jumlah kunjungan berkinerja cukup baik, meningkat dibanding tahun sebelumnya kunjungan wisnus terealisasi hingga Juni mencapai 4.985.880 wisatawan, sementara kunjungan wisman 116.667 wisatawan.

Melihat kunjungan wisatawan yang sangat besar tetapi tidak diimbangi dengan dengan naiknya nilai TPK dan LoS, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja DTW-DTW belum optimal dalam menarik wisatawan. Hal ini tercermin dari sebaran kunjungan wisatawan yang terkonsentrasi hanya di kawasan Malioboro-Kraton dan Gembira Loka Zoo, total terdapat 6 DTW termasuk Taman Pintar dan Tamansari dengan porsi mencapai 96,58, sedang 3,42 persen kunjungan wisata sisanya tersebar ke Kampung Wisata dan DTW lainnya.

Mendatangkan jutaan wisatawan ke DTW potensial Kota Yogyakarta memerlukan strategi promosi dan pemasaran yang handal dan terukur. Di dalamnya tersirat informasi DTW Kota Yogyakarta yang handal dan menarik, sehingga dapat membangun kepercayaan calon wisatawan dalam penyusunan rencana perjalanan.

Gambar: Suasana workshop.

Direktur Jogja Tourism Training Center (JTTC), Hairullah Ghazali juga mengatakan, Kota Yogyakarta di tahun 2023 menjadi kota pilihan nomor satu masyarakat Indonesia untuk berwisata berdasar survei Good Stats.

“Kota Yogyakarta dipilih karena aksesibilitas dan amenitas yang sangat mendukung. Tapi yang perlu ditingkatkan adalah daya tarik wisata yang berdampak pada peningkatan lama tinggal wisatawan,” ujarnya.*

Peliput: Clementine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.