TNews, KOTAMOBAGU – Dalam menghadapi pelantikan anggota DPRD Kota Kotamobagu periode 2024-2029 yang dijadwalkan pada 10 September 2024, PDIP, sebagai partai dengan perolehan kursi terbanyak, kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga soliditas dan disiplin partai. Dengan raihan 9 kursi, PDIP siap menghadapi pelantikan, namun situasi internal partai terus bergejolak.
Salah satu calon terpilih dari PDIP, mantan Ketua DPC Meiddy Makalalag (Mekal), yang sebelumnya meraih kursi dari dapil Kotamobagu Selatan, hampir dipastikan tidak akan dilantik. Mekal dianggap telah mengkhianati kepercayaan partai dengan maju dalam pemilihan Wali Kota Kotamobagu melalui koalisi partai lain, yakni NasDem, PPP, PBB, PAN, dan Gelora.
BACA JUGA : Djurain Achmadi – Adityo Pantas Gantikan MESRA, Adrianus – Ahmad Sabir Kans Pimpinan DPRD
Sekretaris DPC PDIP Kota Kotamobagu, Royke Kasenda, menegaskan sikap tegas partai terhadap Mekal. “Mekal telah melanggar AD/ART Partai. Dengan pindah ke partai lain untuk maju dalam Pilwako,” ujar Royke kepada Tim Redaksi Totabuan News Kamis 5 September 2024 tadi malam.
PDIP, lanjut Royke, sudah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait persoalan ini. “Surat pergantian memang belum ada, namun kami sudah mendapatkan konfirmasi dari KPU bahwa nama-nama yang akan dilantik telah dikirim ke pemerintah kota dan provinsi,” jelasnya.
BACA JUGA : Kisah ‘Malin Kundang’ Versi Oknum Caleg Terpilih PDIP Kotamobagu
Sebagai langkah cepat, PDIP telah menyiapkan calon pengganti. “Berdasarkan aturan, pengganti Mekal adalah caleg dengan suara terbanyak kedua. Di Kotamobagu Selatan, PDIP meraih tiga kursi, jadi posisi Mekal akan diisi oleh Djurain Achmadi. Jika seandainya Djuarin ada kendala, maka kami akan menunjuk caleg yang berada di posisi kelima, Anggi Mamonto, namun sejauh ini Djurain tidak bermasalah dan dia siap untuk dilantik,” ungkap Royke.
Langkah PDIP untuk menegakkan disiplin partai ini menjadi bukti kekuatan partai dalam menjaga keutuhan dan loyalitas anggotanya. Royke menambahkan bahwa kasus Mekal berbeda dengan caleg lain yang maju di Pilkada melalui partai mereka sendiri. “Bagi PDIP, loyalitas kepada partai adalah harga mati. Mekal telah melanggar ini, dan konsekuensinya jelas, kemungkinan dia tidak akan dilantik lagi,” tegasnya.
(Konni Balamba)