TNews, SULUT – Dugaan ujaran kebencian yang melibatkan Politikus Yasti Soepredjo Mokoagow (YSM) kembali menjadi sorotan tajam dalam konteks kampanye pilkada Sulawesi Utara 2024. Dalam sebuah acara kampanye dialogis beberapa waktu lalu, YSM dilaporkan mengedepankan isu SARA yang berpotensi memicu konflik di masyarakat.
Aktivis Sulawesi Utara, Alfian Polla Daini, menilai bahwa pernyataan YSM tidak hanya menciptakan ketegangan, tetapi juga melanggar etika politik yang seharusnya mendidik. Daini menegaskan, “Ujaran kebencian yang disampaikan dalam bentuk narasi SARA adalah ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan bangsa.”
Daini mengingatkan bahwa sebagai mantan kepala daerah dan tokoh publik, YSM seharusnya mampu menciptakan suasana damai dan mendidik masyarakat. “Menggunakan kalimat provokatif hanya akan merusak tatanan sosial yang ada,” tegasnya.
Ia mendesak Bawaslu untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap kampanye yang mengedepankan isu SARA. “Penting bagi Bawaslu untuk menilai dengan cermat dan cepat terhadap ujaran kebencian dalam kampanye. Ini bukan hanya pelanggaran, tetapi juga ancaman bagi demokrasi,” tambahnya.
Daini menekankan bahwa pendidikan politik yang baik harus menjadi prioritas dalam setiap pemilihan kepala daerah. “Kampanye harusnya mengedukasi, bukan memecah belah,” pungkasnya, menegaskan pentingnya menjaga iklim politik yang sehat demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Sulawesi Utara.
Dalam menghadapi pilkada, masyarakat diharapkan lebih kritis terhadap narasi yang beredar dan memilih pemimpin yang mampu membawa kedamaian dan persatuan, bukan sebaliknya. (Konni Balamba)