Ipar Adalah Maut : Kesuksesan STA ‘Rampas’ PDIP, Meiddy Miliki Basis Kuat di Poybes

0
81
Meiddy Makalalag dan Sri Tanti Angkara (STA)

TNews, KOTAMOBAGU — Pilwako Kotamobagu 2024 siap menjadi ajang politik paling spektakuler dan penuh drama sepanjang sejarah pemilihan kepala daerah di wilayah ini.

Pertarungan sengit antara Meiddy Makalalag dan kakak iparnya, Sri Tanti Angkara (STA), akan menjadi sorotan utama masyarakat Kotamobagu, khususnya di Poyowa Besar. Ini adalah pertarungan dua tokoh yang berasal dari keluarga yang sama, namun terbelah oleh ambisi politik yang membara. Ipar adalah maut, ungkapan yang tepat menggambarkan persaingan ini!

Meiddy Makalalag, Mantan Ketua DPC PDIP yang sukses mengangkat nama partai tersebut di Kotamobagu, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan pahit.

Sebagai tokoh yang seharusnya diusung oleh PDIP untuk menjadi calon wali kota, Meiddy justru dikhianati. Partai yang selama ini ia besarkan justru berkoalisi deng HANURA memilih untuk mendukung kakak iparnya, Sri Tanti Angkara sebagai calon wakil wali kota, yang dipasangkan dengan kader PDIP lain yakni calon wali kota Nayodo Koerniawan.

Proses ini semakin mengejutkan ketika suami STA, Benny Rhamdani, berhasil melakukan manuver ke DPP PDIP dan membawa rekomendasi B1KWK untuk mendukung pasangan Nayodo-STA. Sebuah manuver politik yang tak terduga, yang menunjukkan betapa kuatnya pengaruh keluarga Benny Rhamdani dalam partai berlambang banteng moncong putih ini.

Bagi kedua pasangan calon ini, Poyowa Besar menjadi medan pertempuran yang menentukan. Desa yang memiliki sekitar 5000 daftar pemilih tetap ini tidak hanya menjadi basis kekuatan mereka, tetapi juga menjadi simbol pertarungan antara keluarga satu atap.

Meiddy, yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh besar di Poyowa Besar, diprediksi akan menguasai suara di desa ini. Namun, STA bukan lawan yang bisa dianggap remeh. Dengan kekuatan politik yang dimiliki suaminya, Benny Rhamdani, serta dukungan dari DPP PDIP, STA tidak akan menyerah begitu saja.

Pertarungan ini bukan hanya sekadar perebutan jabatan politik. Ini adalah pertarungan yang mencerminkan konflik dalam keluarga, di mana ambisi pribadi bertabrakan dengan loyalitas kepada partai dan masyarakat.

Meiddy dan STA, meskipun satu keluarga, kini berada di sisi yang berseberangan, masing-masing berjuang untuk mewujudkan impian politik mereka. Di satu sisi, Meiddy ingin membuktikan bahwa dia adalah pemimpin yang pantas memimpin Kotamobagu, sementara STA berusaha merebut kesempatan yang telah lama diidamkan oleh keluarganya.

Poyowa Besar Bersatu, yang menjadi basis kekuatan utama Meiddy dan STA, akan menjadi penentu siapa yang berhak meraih kemenangan. Siapa yang akan menguasai desa ini? Akankah Meiddy yang sudah memiliki pengaruh kuat di Poyowa Besar mampu mempertahankan posisinya, ataukah STA dengan dukungan besar dari DPP PDIP dan HANURA akan merebut takhta politik Kotamobagu? Semua akan terjawab pada tanggal 27 November 2024.

(Konni Balamba)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.