TNews, KOTAMOBAGU – Kemenangan gemilang pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Kotamobagu, Weny Gaib – Rendy Mangkat (THE WINNER), pada Pilwako 27 November 2024 kemarin, bukan hanya sebuah hasil pemilu biasa. Kemenangan ini kini menjadi simbol balas dendam politik yang luar biasa bagi salah satu tokoh paling berpengaruh di Kotamobagu: Jainuddin Damopolii.
Sejak awal, banyak yang tak menduga bahwa kemenangan THE WINNER bisa mengguncang peta politik Kotamobagu. Namun, bagi Jainuddin, yang sebelumnya berpasangan dengan Suharjo Makalalag (JADI JO) dalam Pilwako 2018, hasil ini bukan sekadar kemenangan biasa, melainkan pembalasan epik terhadap musuh-musuh politiknya yang telah merundungnya di masa lalu.
Pada Pilwako 2018, Jadi Jo (Jainuddin-Suharjo) harus mengakui kekalahan telak dari pasangan Tatong Bara – Nayodo Koerniawan (TB-NK), yang saat itu mendapat dukungan kuat dari Yasti Soepredjo Mokoagow, anggota DPR RI yang berpengaruh, dan kekuatan besar politik di Kotamobagu.
Kemenangan TB-NK saat itu mengukuhkan mereka sebagai penguasa politik di daerah ini, sementara Jainuddin dan Suharjo harus menelan pil pahit kekalahan. Namun, sejarah kini berbalik!
“Mereka (lawan-lawan politik) bilang kami kalah karena dizolimi, itu juga yang kami rasakan di Pilwako 2018 lalu,” tegas Jainuddin kepada awak media, dengan sorot mata penuh kepuasan dan kebanggaan.
THE WINNER, yang mendapatkan dukungan penuh dari militan JADI-JO, berhasil menumbangkan dua pasangan calon yang dianggap kuat di Pilwako 2024. Mereka mengalahkan pasangan Nayodo Koerniawan – Sri Tanty Angkara (NK-STA), yang didukung oleh partai-partai besar seperti PDIP, HANURA, dan Demokrat, serta mendapat dukungan kuat juga dari Yasti Soepredjo Mokoagow.
Kemudian pasangan Meiddy Makalalag – Syarif Mokodongan (MESRA) yang mendapat sokongan dari NasDem dan PPP serta Tatong Bara.*