TNews, OPINI – Aktivitas pertambangan ilegal di Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo, kembali menjadi sorotan tajam. Pertambangan tanpa izin ini telah berlangsung sejak lama dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk pencemaran aliran sungai yang berdampak langsung pada ekosistem dan masyarakat sekitar.
Jasmin Dalanggo, putra asli Mootilango, dengan tegas mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) dan pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap aktivitas pertambangan ilegal ini. Menurutnya, lokasi pertambangan tersebut sangat dekat dengan kawasan hutan Nantu Boliyohuto, yang seharusnya mendapatkan perlindungan ketat dari pemerintah.
“Saya meminta APH dan pemerintah untuk segera menghentikan serta menangkap para pelaku Penambangan Tanpa Izin (PETI) yang masih beroperasi. Jangan biarkan lingkungan terus dirusak hanya demi kepentingan segelintir orang,” tegas Jasmin Dalanggo.
Lebih lanjut, Jasmin juga mempertanyakan sikap kepolisian dalam menangani permasalahan ini. Pasalnya, lokasi tambang ilegal tersebut berada tidak jauh dari dua wilayah kepolisian, yakni Polsek Tolangohula dan Polsek Mootilango. Ia mempertanyakan apakah aparat kepolisian di kedua wilayah tersebut takut untuk menertibkan aktivitas ilegal ini.
“Tambang ilegal ini tidak jauh dari Polsek Tolangohula dan Polsek Mootilango. Seharusnya ini bisa segera ditertibkan. Jika memang mereka takut dalam menegakkan hukum, lebih baik mundur dari jabatannya,” sindirnya.
Jasmin menegaskan bahwa jika tidak ada langkah konkret dari APH dan pemerintah, maka pihaknya akan melakukan aksi Besar-besaran dan terus bersuara menuntut keadilan demi keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan warga sekitar. Ia berharap pemerintah dan penegak hukum dapat bertindak tegas dan tidak membiarkan kejahatan lingkungan ini terus berlanjut tanpa konsekuensi hukum.
Masyarakat berharap agar tindakan nyata segera dilakukan untuk menutup tambang ilegal ini sebelum dampaknya semakin meluas dan merusak keseimbangan lingkungan serta kehidupan sosial warga sekitar.*
Peliput: Ahmad Adit
