TNews, SULAWESI UTARA – Gubernur Sulut, Yulius Selvanus Komaling (YSK), mengumumkan bahwa Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Langowan akan resmi terwujud pada tahun 2025. Pernyataan ini sontak menjadi sorotan publik, terutama karena di sisi lain, Provinsi Bolaang Mongondow Raya (P-BMR) justru masih menjadi teka-teki besar.
Pernyataan Gubernur YSK soal Kota Langowan, disampaikan saat menghadiri peresmian Pastori dan Konsistori Jemaat GMIM Eben Haezar Panasen, Minggu (27/4/2025).
Dalam pidatonya yang penuh semangat, ia menegaskan bahwa pemekaran Langowan dari Kabupaten Minahasa telah mencapai tahap finalisasi administratif di tingkat pusat.
“Tahun ini Langowan akan resmi berdiri sendiri! Ini hasil kerja keras, doa dan perjuangan panjang kita semua,” tegas Yulius, yang dikenal sebagai sosok kepercayaan Presiden Prabowo Subianto.
Gubernur Yulius menyebut bahwa DOB Kota Langowan akan membuka lembaran baru dalam sejarah pembangunan daerah, dengan otonomi penuh untuk mengelola sumber daya, membangun infrastruktur, serta meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan.
Namun di balik euforia Langowan, muncul suara riuh dan resah dari Tanah Totabuan. Harapan warga akan terbentuknya Provinsi Bolaang Mongondow Raya (P-BMR) justru tenggelam dalam ketidakpastian. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi YSK mengenai kepastian nasib P-BMR, padahal dukungan besar dari masyarakat Totabuan menjadi salah satu kunci kemenangan Yulius dalam Pilgub 2024 lalu.
Kondisi ini pun memunculkan spekulasi liar, Apakah P-BMR sedang dikesampingkan? Atau ada tarik-menarik politik di balik layar?
Satu hal yang pasti, langkah cepat Gubernur dalam mewujudkan Kota Langowan sebagai DOB membuka babak baru dalam peta politik Sulut. Namun pertanyaan besarnya kini: akankah P-BMR hanya menjadi janji kampanye yang dilupakan?*
Peliput: Konni Balamba
