TNews, GORONTALO – Di tengah bara konflik tambang yang terus menyala di Kabupaten Bone Bolango, sosok Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail kembali menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin visioner dan bijak.
Dengan langkah tegas namun penuh empati, Gubernur Gusnar berhasil meredam potensi bentrok besar antara perusahaan tambang dan penambang lokal yang telah lama mengakar di wilayah itu.
Konflik panas ini berawal dari ketegangan antara PT Gorontalo Mineral sebagai pemegang sah Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan para penambang lokal yang selama puluhan tahun menggantungkan hidup mereka dari tanah tambang tersebut.
Ketegangan ini menyimpan potensi meledak, mengingat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Minerba secara tegas menyebutkan ancaman pidana bagi penambang ilegal: 5 tahun penjara dan denda hingga Rp100 miliar!
Namun, Gubernur Gusnar tak tinggal diam. Menolak pendekatan kekerasan dan kriminalisasi sebagai solusi utama, ia memilih jalan musyawarah dan keadilan sosial, sebuah langkah langka dan berani di tengah carut-marut regulasi pertambangan nasional.
“Ini bukan sekadar soal izin, ini soal keadilan dan sejarah masyarakat,” ujar Gubernur Gusnar dalam sebuah pertemuan tertutup yang bocor ke media.
Melalui diplomasi tingkat tinggi yang melibatkan DPRD Provinsi Gorontalo dan Pansus Pertambangan, Gubernur Gusnar memimpin perumusan solusi cerdas: sebuah skema kemitraan antara perusahaan dan penambang lokal, serta pembagian lahan tambang terbatas untuk menjaga keberlangsungan hidup masyarakat tanpa mengorbankan legalitas perusahaan.
Tak hanya itu, Gubernur juga mendorong agar hasil rekomendasi Pansus menjadi dasar hukum yang kokoh demi iklim investasi yang aman dan adil, sekaligus menjadi model penyelesaian konflik tambang di Indonesia.
Langkah monumental ini dinilai sejumlah pengamat sebagai strategi politik dan kemanusiaan yang luar biasa. Gusnar dinilai mampu menjaga wibawa negara sekaligus mendengar jeritan rakyat kecil, menjadikannya sebagai tokoh pemersatu di tengah potensi keretakan sosial.
“Kalau bukan karena keberanian dan ketegasan beliau, mungkin Bone Bolango sudah terbakar konflik,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Kini, harapan baru tumbuh. Penambang lokal yang sempat terancam kriminalisasi mulai melihat masa depan yang lebih adil, sementara perusahaan tambang pun tetap bisa menjalankan operasionalnya secara legal dan aman.*
Peliput: Gean Bagit
