Sandingan’ Wujud Syukur kepada Sang Pencipta, Alam, dan Leluhur

0
9
Gambar: Sandingan' Wujud Syukur kepada Sang Pencipta, Alam, dan Leluhur, (19/6/2025).

TNews, YOGYAKARTA – Tradisi sesaji dalam budaya Jawa menyimpan banyak makna filosofis yang kerap tak dipahami secara utuh. Salah satunya adalah Sandingan, unsur penting dalam setiap persembahan adat, namun kerap disalahartikan sebagai cok bakal atau gedang ayu.

Menurut Eko Hand, penggiat budaya dari Taman Sesaji Nusantara, Sandingan merupakan simbol pendamping yang sarat makna. “Sandingan berasal dari kata sanding, artinya mendampingi. Ia bukan sekadar pelengkap, tapi penegas doa dan harapan dalam setiap persembahan,” ujarnya saat ditemui awak media Totabuannews di Jalan Kemuning , Lempuyangan Yogyakarta, Kamis (19/6/2025).

Lebih dari sekadar simbol, Sandingan mencerminkan tiga hubungan spiritual manusia: Parahyangan (kepada pencipta), Palemahan (alam semesta), dan Pawongan (antar manusia dan leluhur). Elemen seperti takir dari daun pisang, beras, pisang raja, kelapa utuh, uang logam, hingga kopi dan porosan menjadi bagian tak terpisahkan dari pesan simboliknya.

Eko berharap, pelestarian dan pemahaman terhadap nilai-nilai sesaji bisa diarusutamakan dalam kajian akademis maupun pengembangan kearifan lokal di berbagai komunitas adat di Indonesia.

“Sesaji adalah bahasa jiwa yang menghubungkan manusia dengan yang menciptakan, yang menghidupi, dan yang dihidupi,” pungkasnya.*

Peliput: Netron

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses