TNews, JAKARTA — Dalam sebuah rapat strategis yang berlangsung hangat, Wakil Ketua MPR RI Kahar Muzakir bersama jajaran Pimpinan Fraksi Partai Golkar MPR RI menggelar pertemuan untuk membahas penguatan nilai-nilai kebangsaan, khususnya melalui jalur pendidikan.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Fraksi Golkar MPR RI Melkias Markus Mekeng, Sekretaris Fraksi Ferdiansyah, serta Tenaga Ahli Fraksi MPR RI, Aditya Didi Moha (ADM) mantan Anggota DPR RI dua periode yang merupakan tokoh muda asal Bolaang Mongondow Raya.
ADM menegaskan urgensi memasukkan kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ke dalam kurikulum utama pendidikan dasar dan menengah. Menurutnya, degradasi karakter dan moral generasi muda semakin tampak di tengah derasnya arus teknologi digital dan media sosial.

“Prinsipnya, kami dari Fraksi Golkar mendorong agar Pendidikan Moral Pancasila kembali menjadi bagian utama dari sistem pendidikan nasional. Ini adalah persoalan karakter dan ideologi bangsa, yang sekarang mulai terkikis oleh konten-konten digital yang tidak terfilter,” tegas Aditya Moha.
ADM menyoroti lemahnya daya tahan ideologis generasi muda terhadap pengaruh luar. Ia menyebut bahwa revitalisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi agenda nasional, bukan sekadar wacana.
“Kekuatan ideologi Pancasila sudah tergerus. Kita harus jujur melihat bahwa pendidikan moral berbasis Pancasila semakin diabaikan. Ini bukan soal nostalgia masa lalu, tapi soal masa depan bangsa,” tambahnya.
Ketua Fraksi Golkar MPR RI Melkias Markus Mekeng menegaskan bahwa pendidikan moral berbasis Pancasila tidak boleh lagi dianggap sebagai pelengkap. Menurutnya, kondisi bangsa saat ini menuntut penguatan karakter sejak usia dini.
“Pendidikan Moral Pancasila harus kembali menjadi kurikulum utama. Ini bukan sekadar pelajaran, tapi fondasi karakter bangsa. Tanpa itu, anak-anak kita akan kehilangan arah di tengah derasnya pengaruh global,” tegas Mekeng.
Senada dengan Mekeng, Sekretaris Fraksi Golkar MPR RI Ferdiansyah juga menekankan pentingnya kebijakan yang sistemik dalam pengembalian nilai-nilai luhur Pancasila ke ruang-ruang kelas.
“Kami di Fraksi Golkar melihat urgensi ini sebagai kebutuhan nasional. Bukan hanya untuk menjawab tantangan era digital, tetapi juga sebagai langkah strategis memperkuat ideologi negara di tengah krisis moral generasi muda,” ujarnya.
(Konni Balamba)
