TNews, SUMUT β Koalisi Intelektual Mahasiswa (KIM) Plus Sumatera Utara menyoroti kondisi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan yang diduga menjadi tempat subur bagi praktik kejahatan terorganisir, seperti penipuan (scamming) dan peredaran narkotika yang melibatkan narapidana.
Menurut keterangan Oza Hasibuan, koordinator KIM Plus Sumut, pihaknya akan menggelar aksi protes pada Senin, 20 Oktober 2025 di depan Lapas Kelas I Medan. Aksi serupa juga direncanakan akan dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta, pada 25 Oktober 2025 mendatang.
Aksi ini dipicu oleh temuan adanya narapidana yang mengaku sebagai anak dari salah satu tokoh masyarakat Sumut dan berhasil menipu tokoh tersebut dengan nilai kerugian mencapai ratusan juta rupiah. KIM Plus menilai insiden ini bukan kasus tunggal, melainkan bagian dari persoalan sistemik yang sudah lama berlangsung.
“Maraknya penggunaan telepon genggam di dalam lapas dan lemahnya pengawasan memunculkan celah bagi narapidana untuk menjalankan kejahatan dari balik jeruji,” kata Oza kepada TNews, Jumat (18/10/2025).
Oza juga menambahkan bahwa pihaknya telah menerima berbagai laporan dari masyarakat tentang aktivitas ilegal di dalam lapas, mulai dari transaksi narkoba hingga penipuan online. Ia menilai, semua itu tak lepas dari dugaan adanya pembiaran dan kelonggaran pengawasan oleh petugas lapas.
“Lapas seharusnya menjadi tempat pembinaan dan pemulihan mental warga binaan, bukan malah menjadi markas kejahatan terorganisir. Kalau kondisi ini terus dibiarkan, citra pemasyarakatan akan makin rusak,” ujarnya.
KIM Plus Sumut mendesak Kementerian Hukum dan HAM serta instansi terkait untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap situasi di Lapas Kelas I Medan. Mereka juga menekankan pentingnya reformasi sistem pengawasan di dalam lapas guna mencegah terulangnya kejadian serupa.
βLapas adalah tempat untuk mengampuni dan membina, bukan untuk melanggengkan kejahatan. Harus ada ketegasan hukum dan audit menyeluruh,β tegas Oza.
(Laporan : Nanda)






