Maulid Nabi di Woyla Jadi Ajang Konsolidasi Budaya dan Keagamaan

oleh -190 Dilihat
Gambar: Santri dari berbagai pesantren melantunkan shalawat dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman Kantor Camat Woyla, Kecamatan Woyla, Aceh Barat, Rabu, 8 Oktober 2025. Foto: Tousi/TNews.

TNews, ACEH BARAT — Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di halaman Kantor Camat Woyla, Rabu (8/10/2025), tak hanya menjadi perayaan keagamaan tahunan, tetapi juga momentum memperkuat relasi sosial, budaya, dan keislaman di tengah masyarakat Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat.

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh jajaran pemerintahan kecamatan, tetapi juga melibatkan elemen pesantren, tokoh agama, dan masyarakat lintas gampong. Setidaknya 43 hidangan tradisional khas Aceh, “kuah beulangong”, disiapkan oleh masing-masing gampong sebagai bentuk partisipasi kolektif dalam merayakan hari kelahiran Nabi.

Panitia pelaksana, Saidul Amri, menyebutkan bahwa pelibatan seluruh pesantren dalam peringatan ini adalah bagian dari upaya mempererat silaturahmi antar-lembaga pendidikan Islam di Woyla.

“Kami ingin kegiatan Maulid ini bukan hanya jadi rutinitas, tapi menjadi ruang perjumpaan bagi para santri, tokoh agama, dan masyarakat umum,” ujarnya.

Para santri dari berbagai dayah di Kecamatan Woyla mengisi acara dengan lantunan nazam dan shalawat. Hal ini menunjukkan bagaimana tradisi lokal tetap hidup berdampingan dengan nilai-nilai Islam, sekaligus memperkuat identitas budaya masyarakat Aceh.

Puncak acara diisi dengan tausiah dari ulama nasional asal Jember, K.H. Muhammad Idrus Ramli. Dalam ceramahnya, ia mengajak masyarakat untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari, terutama di tengah tantangan moral dan sosial dewasa ini.

Kehadiran ulama kharismatik tersebut menarik perhatian warga, termasuk tokoh Aceh Barat H. Tito Alaidinsyah dan ulama lokal Waled Abdullah Arif, yang ikut hadir dan berbaur bersama masyarakat tanpa sekat.

Sejumlah warga menyambut baik suasana inklusif dalam kegiatan tersebut. Salah satunya, Habibi, menyebut bahwa kegiatan keagamaan seperti ini bukan sekadar seremoni, tapi bagian dari pendidikan spiritual dan sosial bagi masyarakat.

“Acara seperti ini penting untuk terus dirawat. Bukan hanya soal agama, tapi juga budaya kita. Woyla semoga terus jadi contoh untuk daerah lain,” katanya.
Peringatan Maulid ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh K.H. Idrus Ramli.*

Peliput: Tousi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.