TNews, JATENG – Dalam beberapa pekan terakhir, bangsa ini kembali menyaksikan duka besar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Banjir bandang, tanah longsor, pemukiman hancur, aliran listrik padam, jalan terputus, sekolah dan rumah ibadah lumpuh — dan lebih memilukan lagi, nyawa hilang. Ada ayah yang kehilangan anak, anak kehilangan orang tua, dan keluarga yang mendadak terpisah oleh maut. Luka ini bukan hanya fisik, tetapi luka batin yang menancap dalam memori bangsa.
Saya, Armansyah, S.E., Ketua Umum DPP MACAN ASIA INDONESIA (MAI), menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh saudara kita yang terdampak bencana. Tetapi sebagai bangsa, kita tidak bisa berhenti pada kesedihan — kita harus berani membuka mata pada kenyataan pahit yang sebenarnya.
Bencana ini bukan sekadar musibah alam.
Ini akibat ulah manusia.
Ini akibat keserakahan.
Kerusakan hutan, pembukaan lahan ilegal, eksploitasi sumber daya tanpa kendali, dan permainan izin yang diwarnai kepentingan ekonomi segelintir orang — telah merampas keseimbangan alam yang selama ribuan tahun melindungi kehidupan manusia. Ketika hutan ditebang, ketika gunung digunduli, ketika bukit dikeruk tanpa etika, kita sedang mengundang bencana untuk datang.
Mereka yang merusak alam hanya memikirkan kekayaan pribadi:
Keuntungan pribadi di atas penderitaan rakyat
Bisnis kotor di atas air mata anak bangsa
Profit di atas kuburan korban
Sementara rakyat kecil — yang tidak pernah menikmati hasil eksploitasi itu — justru menanggung akibat paling keras.
Inilah kejahatan moral.
Inilah kejahatan kemanusiaan.
Dan ini tidak boleh dibiarkan.

MAI Menyerukan Dengan Tegas
Saya menyerukan kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan aparat penegak hukum:
Tindak tegas pelaku eksploitasi hutan dan perusakan lingkungan
Buka penyelidikan transparan tanpa tebang pilih — siapa pun aktornya
Hentikan praktik pembiaran yang sudah menjadi rahasia umum
Kembalikan fungsi pengawasan lingkungan pada esensinya: melindungi rakyat
Sumber daya alam boleh dikelola — tetapi harus berazaskan keberlanjutan dan keselamatan manusia.
Alam Adalah Titipan
Hari ini masyarakat jadi korban — besok bisa anak cucu kita.
Kita tidak sedang berjuang untuk hari ini saja, tetapi untuk masa depan generasi penerus bangsa.
Biarlah catatan sejarah membuktikan bahwa kita pernah berdiri membela alam dan manusia — bukan diam melihat keserakahan merajalela.
MAI Tidak Hanya Bersuarakan — Kami Turun Ke Lapangan
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial moral, MAI telah mengirimkan relawan dan bantuan langsung kepada para penyintas bencana menggunakan dana pribadi pengurus dan keluarga besar MAI. Bantuan bukan untuk pencitraan, tetapi sebagai wujud cinta pada sesama.
Saya menginstruksikan secara langsung:
DPD MAI ACEH
DPD MAI SUMATERA BARAT
DPD MAI SUMATERA UTARA
untuk terus bersinergi dengan BNPB, Basarnas, TNI–Polri, dan relawan kemanusiaan demi meringankan penderitaan saudara-saudara kita.
Tegas, Tetapi Tidak Terbenci
Seruan ini bukan untuk membenci siapa pun — tetapi untuk menghentikan keserakahan.
Jika eksploitasi alam berhenti, rakyat selamat.
Jika alam dijaga, kehidupan terjaga.
Bangsa yang menghormati alam adalah bangsa yang menjaga masa depannya.
Bencana adalah peringatan.
Pertanyaannya — apakah kita akan belajar?
MAI akan terus berdiri di garis depan:
Membela keselamatan rakyat
Menjaga alam Indonesia
Melawan kejahatan lingkungan
Karena kemuliaan tertinggi organisasi bukan terletak pada banyaknya anggota, tetapi pada keberanian memperjuangkan kebenaran.
Stop eksploitasi alam. Stop perambahan hutan. Selamatkan rakyat. Selamatkan masa depan bangsa.*
Oleh : Armansyah, S.E..
Ketua Umum DPP MACAN ASIA INDONESIA (MAI)







