TNews, BENGKULU – Hujan deras yang beberapa hari terakhir mengguyur Aceh, Sumatera Barat, hingga Sumatera Utara menyisakan banjir dan lumpur, seolah menjadi peringatan alam bagi warga Kabupaten Seluma, Bengkulu. Dari selatan Pulau Sumatera, gelombang penolakan muncul terhadap rencana pembukaan tambang emas Bukit Sanggul.
Melalui media sosial seperti X, Facebook, Instagram, dan TikTok, warga menyebarkan surat terbuka yang menegaskan penolakan mereka. Surat itu menyoroti ancaman terhadap hulu sungai, kebun, dan sawah yang menjadi tumpuan hidup masyarakat.
“Saya ikut menyebarkan surat ini karena kami tidak ingin kampung kami rusak akibat dampak tambang emas yang luasnya puluhan ribu hektar akan merusak lima mata air sungai besar di Seluma,” kata Rejon Saputra Regiono, Rabu (3/12/2025). Rejon menekankan, bencana banjir di Aceh, Sumbar, dan Sumut menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menjaga hutan.
Warga lain, Jaya, menambahkan, “Banyak hulu sungai ada di Bukit Sanggul. Jika terganggu, hilir ikut menderita—termasuk nelayan.”
Konflik antara kepentingan ekonomi dan lingkungan ini sudah berlangsung sejak PT Energi Swa Dinamika Muda memperoleh izin eksplorasi pada 2010, saat kawasan Bukit Sanggul masih berstatus Hutan Lindung. Statusnya kemudian berubah menjadi Hutan Produksi seluas 19,9 ribu hektar, dan Januari 2025, izin naik menjadi operasi hingga 2045. Meski administrasi hampir lengkap, rekomendasi Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari Gubernur Bengkulu Helmi Hasan masih menjadi penentu.
Sabtu (11/10/2025), perusahaan menggelar diskusi publik di sebuah hotel. Janji-janji seperti perekrutan tenaga kerja lokal, kantor di Seluma, hingga CSR tiga persen dari laba bersih dilontarkan. Namun, suasana berubah ketika puluhan aktivis dari Koalisi Masyarakat Sipil Menolak Tambang menerobos masuk, menyuarakan protes keras terhadap dampak ekologis dan sosial.
Bupati Seluma Teddy Rachman turun tangan dan memastikan proses kajian selama 26 bulan akan dilakukan melibatkan akademisi, NGO, dan masyarakat. “Prosesnya harus transparan,” ujarnya.*
Peliput: Freddy Watania






