TNews, INTERNASIONAL – Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengonfirmasi bahwa perundingan langsung tengah digelar antara Saudi dan Iran, yang selama ini bermusuhan. Disebutkan bahwa perundingan kedua negara bertujuan meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Seperti dilansir Al-Arabiya News, Sabtu (8/5/2021), konfirmasi itu disampaikan oleh Kepala Perencanaan Kebijakan pada Kementerian Luar Negeri Saudi, Duta Besar Rayed Krimly, dalam wawancara eksklusif dengan Reuters pada Jumat (7/5) waktu setempat. Saudi sebelumnya membantah berunding dengan Iran.
Komentar dari Krimly ini menjadi konfirmasi publik pertama dari Saudi bahwa kedua negara yang memutuskan hubungan sejak tahun 2016 itu tengah menggelar perundingan langsung. Namun tidak disebutkan secara spesifik kapan dan di mana perundingan itu digelar. “Mengenai pembicaraan antara Saudi-Iran saat ini, itu bertujuan mencari cara untuk mengurangi ketegangan di kawasan,” tutur Krimly kepada Reuters. “Kami berharap itu bisa berhasil, tapi masih terlalu dini, dan prematur, untuk mencapai kesimpulan definitif. Evaluasi kami akan didasarkan pada perbuatan yang dapat diverifikasi, dan bukan proklamasi,” jelasnya.
Krimly menolak untuk memberikan informasi detail soal perundingan Saudi dan Iran itu. Namun sejumlah pejabat kawasan dan sumber-sumber menuturkan kepada Reuters bahwa perundingan difokuskan pada masalah konflik Yaman dan kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dengan negara-negara kekuatan dunia. Pada Rabu (5/5) lalu, Presiden Irak Barham Salih mengungkapkan bahwa Baghdad telah menjadi tuan rumah untuk perundingan antara Saudi dan Iran lebih dari satu putaran. Diketahui bahwa Saudi dan Iran yang terlibat persaingan sengit untuk dominasi kawasan, telah memutuskan hubungan satu sama lain tahun 2016 setelah demonstran Iran menyerang misi diplomatik Saudi menyusul eksekusi mati seorang ulama Syiah oleh otoritas Saudi.
Kedua negara yang bertetangga ini juga diketahui selalu mendukung pihak yang bertentangan dalam sejumlah konflik kawasan, mulai dari Suriah hingga Yaman. Dalam konflik Yaman, Iran mendukung pemberontak Houthi dan Saudi mendukung pemerintahan Yaman yang dilengserkan Houthi. Kepada Reuters, Kirmly menyatakan bahwa kebijakan Saudi telah dijelaskan ‘dengan sangat jelas’ oleh Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman, yang bulan lalu mengakui bahwa Saudi menginginkan ‘hubungan baik dan spesial’ dengan Iran, meskipun Saudi memiliki masalah dengan ‘perilaku negatif’ Iran.
Sumber : detik.com