TNews, WISATA – Sumatera Barat dikenal dengan legenda anak durhaka Malin Kundang. Tapi belum banyak yang tahu bahwa legenda Si Boko yang durhaka juga ikut populer di sana. Jika Malin Kundang jadi batu di Pantai Air Manis, maka Si Boko meninggalkan lima pulau yang ada di Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat. Salah satunya ialah Pulau Pasumpahan. Alkisah, Boko ialah pemuda desa yang ingin hidup berkecukupan. Ia lalu pamit kepada ibunya untuk merantau ke kota.
Setibanya di kota, Boko mulai mengejar mimpinya. Tak disangka ia sukses, sehingga bisa memiliki kapal beserta awak kapalnya. Suatu hari, Boko berlayar dengan kapalnya bersama awaknya. Rutenya singgah ke Sungai Pisang, kampung halamannya. Sang ibu lalu mendatangi kapal Boko dan langsung memeluknya. Tapi Boko malah menghardik dan mengusirnya dari kapal. Ibu Boko lalu murka dan balik mengingatkannya kalau ia adalah keturunannya yang paling disayang dan ditunggu pulang. Bersamaan dengan hal itu, alam langsung murka. Langit gelap, ombak bergulung tinggi, warga yang menatap dari pinggir pantai langsung ‘berkuai-kuai’, meluapkan keresahannya saat melihat kejadian gawat itu.
Tak disangka, kapal Boko tenggelam, berikut seisinya yang berharga, mulai dari persediaan sembako sampai emas. Warga yang panik langsung berdoa, meminta alam meredakan amuknya. Tak lama, langit kembali cerah. Kapal, awak, Boko dan ibundanya tak terlihat lagi di perairan, melainkan lima pulau yang mendadak terbentang. Sejak momen mengenaskan itu, warga menamai lima pulau di sana dengan Pulau Pasumpahan (tempat ibu Boko bersumpah bahwa ia adalah anaknya), Pulau Setan (tempat ibu Boko murka bak kerasukan setan), Pulau Peti (tempat harta benda Boko tenggelam), Pulau Sikuai (tempat warga berdoa), dan Pulau Batu Jarang (tempat kapal Boko pecah).
Saat ini lima pulau tersebut semakin ramai didatangi wisatawan. Selain karena legendanya, pulau-pulau itu juga menawarkan pesona alam yang amat mengesankan. Pantainya berpasir putih sementara airnya jernih. Ditambah lagi dengan rimbunnya pepohonan kelapa di sekitarnya. Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat berharap kalau legenda Si Boko yang dikemas sebagai promosi wisata bisa berkembang dengan baik seiring dengan pemeliharaan fasilitas dan layanan wisata di pulau-pulau tersebut, sehingga wisatawan bisa tertarik datang lalu berkunjung lagi di kemudian hari.
Kesiapan masyarakat setempat untuk mengelola pulau dengan kompak juga diharapkan, agar ekonomi lokal bisa berputar dengan mulus, terutama pascapandemi, di saat banyak orang bakal lebih memilih berwisata alam yang notabene berada di tempat terbuka. Wisatawan yang berkunjung juga diminta tidak membuat pencemaran yang menganggu keasrian pulau-pulau yang bisa dikunjungi dengan perjalanan singkat dari kota Padang itu.
Sumber : cnnindonesia.com