TNews, OLAHRAGA – Pemain bertahan di Ghana Premier League memicu kontroversi lewat dua gol bunuh diri untuk menghentikan rencana pengaturan skor pertandingan.
Bek tengah Inter Allies, Hashmin Musah, jadi sorotan utama akhir pekan ini setelah menceploskan bola ke gawangnya sendiri sebanyak dua kali.
Allies dalam posisi tertinggal 0-5 dari Ashanti Gold sebelum Musah mencetak dua gol ‘tambahan’ di 12 menit terakhir untuk mengubah skor menjadi 0-7.
“Saya berjanji kepada pelatih jika dia mengizinkan saya bermain dari bangku cadangan, maka saya akan merusak bursa taruhan. Dan setelah pertandingan, tim saya memberikan selamat kepada saya,” sambungnya.
Keputusan yang dilakukan Musah bukan tanpa sebab. Ia telah mendengar skenario pengaturan skor yang melibatkan Inter Allies dengan skor 1-5.
“Saya mendengarnya di hotel bahwa pertandingan telah diatur dengan skor 1-5 untuk kekalahan klub saya Inter Allies. Saya memutuskan untuk merusak taruhan itu karena saya tidak memaafkan pengaturan skor,” ujar Musah.
Pemain 24 tahun itu kemudian diganti menyusul aksi aneh untuk mengakhiri musim menyedihkan bagi Allies. Mereka harus puas terdegradasi sebagai tim juru kunci.
Gol bunuh diri Musah membuat Ashanti Gold mendapat sorotan serius. Namun, manajemen klub menyangkal keterlibatan pengaturan skor.
“Ashanti Gold tampil kompetitif di sepanjang pertandingan dengan torehan lima gol lewat kerja keras dan usaha tim masing-masing pada menit ke-15, 26, 42, 49, dan 77.”
“Kami tidak tahu mengapa pemain lawan mencetak dua gol bunuh diri setelah kami unggul lima gol di 13 menit waktu tersisa untuk mengakhiri pertandingan,” demikian pernyataan klub Ashanti Gold.
Saat ini FA Ghana telah mengumumkan akan menggelar investigasi soal insiden tersebut. Dua gol bunuh diri yang dilakukan sengaja oleh Musah menjadi tontonan yang mencederai filosofi fair play dari sepak bola.
Sumber : cnnindonesia.com