TNews, POLITIK – Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024 kurang lebih masih 3 tahun lagi. Namun kabar buruk melanda Partai Ummat. Pasalnya, partai yang baru dibentuk belum lama ini oleh tokoh nasional Amin Rais, kepengurusannya mulai goyah.
Ini menyusul dengan kabar mundurnya puluhan pengurus baik di DPP, DPW hingga DPD. Contohnya DPD Partai Ummat Kota Depok, Jawa Barat mengundurkan diri, menyusul dua pengurus pusat Agung Mozin dan Neno Warisman.
Mundurnya puluhan kader ini dinilai bisa mengganggu eksistensi Partai Ummat yang hendak mengikuti Pemilu 2024.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin mengatakan Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais harus bertindak agar partai barunya itu tak loyo sebelum bertarung dalam kontestasi politik lima tahunan.
“Ini yang harus diantisipasi oleh Partai Ummat. Jangan sampai sebelum bertarung sudah lemas dan tak berdaya. Soal apakah akan layu sebelum berkembang, itu kita lihat saja ke depan,” kata Ujang.
Ujang mengatakan puluhan kader mundur dari Partai Ummat kemungkinan karena merasa tak nyaman hingga kecewa. Ujang menduga rasa tak nyaman ini karena kemunculan elite baru, seperti yang berasal dari kelompok Gerakan 212.
“Karena terbentuk elite baru, tidak membuat nyaman orang-orang yang selama ini berjuang. Mereka tidak dapat peran besar karena elite baru itu,” katanya.
Amien, katanya, harus bisa merekrut kader baru untuk menggantikan puluhan kader yang keluar tersebut agar Partai Ummat bisa bersaing dalam Pemilu 2024.
“Namun jika tak bisa mengantisipasi banyaknya kader yang keluar tentu bisa saja akan memperlemah perjuangan Partai Ummat yang ingin lolos Pemilu dan ingin jadi partai tiga sampai lima besar,” ujarnya.
Menurut Ujang, Amien memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi masalah seperti ini. Amien diketahui ikut mendirikan dan membesarkan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia juga pernah menjabat sebagai ketua MPR. “Pak Amien punya pengalaman, fungsi partai adalah manajemen konflik. Ini harus di-reborn oleh Amien Rais, ujarnya.
Lebih lanjut, Ujang menyatakan pengunduran diri sejumlah kader merugikan Partai Ummat. Menurutnya, Partai Ummat akan menghadapi kesulitan bila pengunduran diri pengurus serta kader terus terjadi.
“Sebuah kerugian bagi Partai Ummat, katakanlah orang yang aset partai tapi keluar. Kalau terjadi terus akan merepotkan mereka sebagai peserta Pemilu 2024,” katanya.
Ujang belum bisa memperkirakan apakah Partai Ummat mampu lolos verifikasi partai politik untuk mengikuti Pemilu 2024 di tengah kondisi internal yang terjadi saat ini.
Menurutnya, perjuangan Partai Ummat untuk bisa lolos ke DPR tidak mudah karena harus memenuhi ambang batas parlemen sebesar empat persen.
“Tidak tahu bisa lolos atau tidak, tapi kalau bisa memenuhi undang-undang mereka lolos, baru habis itu berjuang lolos Senayan,” ucap Ujang.
Beberapa tokoh seperti Agung dan Neno mengundurkan diri dari kepengurusan pusat Partai Ummat. Agung yang menduduki jabatan wakil ketua umum mundur pada akhir Agustus 2021. Kemudian Neno, selaku wakil ketua majelis syuro mundur pada awal Oktober 2021.
Tak berselang lama, 26 pengurus Partai Ummat Kota Depok, Jawa Barat juga ikut mengundurkan diri. Termasuk Wakil ketua DPD Partai Ummat Depok Syahrial Chan.
Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi meyakini hal itu terjadi secara alamiah karena pengurus dan kader yang mengundurkan diri itu kemungkinan memiliki kesibukan di luar partai.
“Alamiah kira-kira, setelah bergabung dengan Partai Ummat, kemudian dengan aktivitas baru di partai Ummat ini, kadang tidak sinkron dengan pekerjaan, dengan, ya aktivitas-aktivitas pribadinya” kata dia di kantor DPP Partai Ummat, Sabtu (9/10).
Sementara itu, Amien Rais mengaku tak kaget dengan pengunduran diri puluhan kadernya. Amien menyebut mundurnya para kader, termasuk Neno sesuatu yang biasa dalam politik.
“Jadi, saya dalam jam terbang pengalaman berpolitik, ini sesuatu yang biasa lah,” kata Amien dalam wawancaranya yang diunggah di kanal YouTube Karni Ilyas Club dikutip Senin 11 Oktober 2021. ***