PDIP: Tawaran Nurdin Halid ke Ganjar Gambarkan Keputusasaan

0
28
Hasto Kristiyanto (foto google)

TNews, POLITIK – Partai Golkar menyatakan siap menampung Ganjar Pranowo jika tidak mendapat tempat di PDIP untuk nyapres 2024. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan tawaran itu merupakan godaan setiap kader partai.

“Setiap anggota dan kader Partai itu selalu dihadapkan pada ujian, termasuk godaan kekuasaan. Di situlah mentalitas kader, kedisiplinan, loyalitas, dan dedikasi setiap kader akan diuji,” kata Hasto, kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).

“Hasil ujian itulah yang akan menentukan tentang karakter kepemimpinan seseorang, apakah akan hadir sebagai kader yang setia pada garis kebijakan partai atau tergoda pada bujukan kekuasaan,” lanjutnya.

Hasto menegaskan pihaknya selalu melahirkan pemimpin dari proses kaderisasi, bukan membajak partai lain. Dia lantas menilai apa tawaran itu merupakan gambaran kalau Golkar sudah berulang kali membujuk, namun Ganjar menolak.

“Bagi PDI Perjuangan kepemimpinan itu lahir dari proses kaderisasi secara sistemik, bukan dengan membajak kader partai lain sebagai jalan pragmatis kekuasaan,” ujarnya.

“Apa yang ditawarkan oleh salah satu elite Golkar tersebut, yakni Pak Nurdin Halid, barangkali menggambarkan keputusasaannnya setelah berulang kali membujuk Ganjar Pranowo, namun Bung Ganjar tidak tertarik, dan setiap kali ditanya terkait persoalan capres-cawapres, Bung Ganjar lebih memilih kerja untuk rakyat menangani pandemi,” sambung Hasto.

Lebih lanjut, Hasto menyebut Ganjar lahir dari proses kaderisasi. Menurut Hasto, Ganjar pasti memahami dan taat pada AD/ART partai.

“Bung Ganjar Pranowo sebagai kader Partai lahir dari proses kaderisasi Partai dan terlibat langsung dalam kegiatan Badiklat Partai sejak tahun 2000. Dia tentunya memahami bahwa berpartai itu taat pada AD ART Partai,” ucapnya.

Hasto menilai Ganjar tahu persis proses yang membuat elektoralnya tinggi hingga terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah. Untuk itu, Hasto yakin, Ganjar tidak akan mudah tergoda dan menyerahkan semua keputusan capres-cawapres kepada Ketua Umum.

“Dari proses menjadi Gubernur sendiri, Bung Ganjar tahu betul ketika dicalonkan sebagai gubernur saat itu elektoralnya jauh di bawah incumbent. Hanya karena melalui kerja kolektif gotong royong yang menyatu dengan rakyat, Bung Ganjar bisa diperjuangkan sebagai Gubernur Jawa Tengah. Kesadaran terhadap aspek historis ini menjadikan Bung Ganjar memahami bahwa urusan capres-cawapres kongres partai telah menyerahkan kepada Ibu Ketua Umum Partai,” tuturnya.

Golkar Siap Tampung Ganjar

Pernyataan Nurdin soal partainya siap menampung Ganjar Pranowo jika tidak dapat tempat di PDIP itu sebelumnya disampaikan dalam diskusi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, berjudul ‘Fenomena Kemunculan Relawan Capres Sejak Dini: Siapa Punya Ambisi?’, Kamis (11/11). Nurdin awalnya mengatakan setiap partai punya mekanisme dalam mengusung pencalonan pilpres.

Nurdin mengatakan diterima atau tidaknya aspirasi masyarakat terkait tokoh capres tidak terlalu penting. Menurutnya, Golkar selalu menerima suara rakyat.

“Apakah nanti aspirasi relawan ditolak atau tidak ditolak itu tidak penting, yang penting adalah suara Golkar adalah suara rakyat, suara rakyat adalah suara Golkar,” kata Nurdin.

Nurdin lantas berkelakar dengan Ketua Relawan Ganjarist, Mazdjo Pray. Dia mengatakan Golkar akan menerima jika Ganjar tidak dapat tempat di PDIP.

“Jadi adinda Mazdjo tidak usah khawatir, nanti kalau Ganjar tidak mendapat tempat di partainya ada Golkar terbuka, apakah nomor satu nomor dua itu soal nanti,” ujarnya.

“Pak Airlangga tidak mungkin maju sendiri pasti ada wakil, karena ada aspirasi Mazdjo, di tempatnya tidak ada tempat ini ada rumah baru, tapi ketika kita masuk dalam sebuah rumah yang baru tidak cuma kontrak, jangan jadi pemilik. Bersama-sama dulu baru jadi pemilik,” lanjut Nurdin

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.