Intip Sejarah Museum Kereta Api Indonesia di Ambarawa

0
389
ilustrasi

TNews, SEJARAH – Berwisata ke museum dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghabiskan waktu di akhir pekan. Salah satu yang menarik dikunjungi adalah Museum Kereta Api Indonesia (Indonesian Railway Museum) yang berada di Ambarawa, Jawa Tengah.

museum ini awalnya adalah Stasiun Willem I yang dibangun Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Museum lantas diresmikan pada 21 Mei 1873 bersamaan pembukaan lintas Kedungjati-Ambarawa.

Di Ambarawa dibangun komplek benteng besar pada 1835 dan selesai di 1848. Benteng terbesar di Jawa itu bernama Willem I karena pembangunan di masa pemerintahan Raja Willem I.

Pada 1873, dibangun jaringan kereta api di Ambarawa dan pembangunan itu syarat yang harus dipenuhi NISM untuk mendapat izin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).

NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambrawa sepanjang 37 kilometer untuk keperluan militer. Sebagai tempat pemberhentian akhir, dibangun Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa).

Penamaan Willem I diduga mengacu pada Benteng Willem I yang terletak tak jauh dari stasiun. Pembangunan jalur kereta api ke Secang-Magelang pada 1 Februari 1905 yang ada jalur kereta khusus, rel bergerigi.

Setelah itu, dua tahun kemudian bangunan Stasiun Ambarawa direnovasi dengan mengganti material yang awalnya kayu dan bambu menjadi batu bata. Awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan jadi sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah.

Usai dinonaktifkan pada 1976, Stasiun Ambarawa sebagai Museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Supardjo Rustam. Ini bertujuan menyelamatkan peninggalan lokomotif uap dan daya tarik wisata di Jawa Tengah.

Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa berlatar belakang historis kuat dalam perjuangan kemerdekaan, yakni Pertempuran Ambarawa. Stasiun tersebut kala itu menyimpan teknologi kuno yang masih bisa dioperasikan.

Saat ini, Museum Ambarawa atau Indonesian Railway Museum (IRM) menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda sampai pra-kemerdekaan RI, mencakup sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi.

Sederet koleksi sarana perkeretaapian heritage, yakni 26 lokomotif uap, empat lokomotif diesel, lima kereta serta enam gerbong dari berbagai daerah. Pengunjung dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pp) dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap maupun kereta diesel vintage.

Terdapat pula rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pp) yang menggunakan lokomotif uap bergigi yang melewati rel bergerigi. Rel bergerigi itu menjadi satu-satunya yang masih aktif di Tanah Air.

Museum Kereta Api Indonesia buka setiap hari mulai pukul 08.00–17.00 WIB. Harga tiket masuk untuk dewasa dan mahasiswa Rp10 ribu per orang, anak-anak (3–12 tahun) dan pelajar Rp5 ribu per orang. Sementara, jadwal ruang audio visual, yakni Senin–Jumat pukul 14.00–15.00 WIB serta Sabtu dan Minggu pukul 09.00–10.00 WIB dan 13.00–14.00 WIB.

Saat ini, Museum Ambarawa atau Indonesian Railway Museum (IRM) menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda sampai pra-kemerdekaan RI, mencakup sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi.

Sederet koleksi sarana perkeretaapian heritage, yakni 26 lokomotif uap, empat lokomotif diesel, lima kereta serta enam gerbong dari berbagai daerah. Pengunjung dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pp) dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap maupun kereta diesel vintage.

Terdapat pula rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pp) yang menggunakan lokomotif uap bergigi yang melewati rel bergerigi. Rel bergerigi itu menjadi satu-satunya yang masih aktif di Tanah Air.

Museum Kereta Api Indonesia buka setiap hari mulai pukul 08.00–17.00 WIB. Harga tiket masuk untuk dewasa dan mahasiswa Rp10 ribu per orang, anak-anak (3–12 tahun) dan pelajar Rp5 ribu per orang. Sementara, jadwal ruang audio visual, yakni Senin–Jumat pukul 14.00–15.00 WIB serta Sabtu dan Minggu pukul 09.00–10.00 WIB dan 13.00–14.00 WIB.

 

 

Sumber : liputan6

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.