TNews, BOLMONG — Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) berada di zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan bibir Asia Pasifik.
Dengan memiliki luas wilayah kurang lebih 4.083,94 kilometer persegi, Kabupaten Bolmong menjadi tujuan bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Kabupaten Bolmong memang menjadi daya tarik bagi investor, karena induk dari BMR ini berbatasan dengan sebelah utara laut Sulawesi, sebelah timur Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Selain itu, Kabupaten Bolmong bersebelahan sebelah selatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel); sebelah barat dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dan Kabupaten Bolsel.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bolmong Taufik Mokoginta mengatakan, kehadiran PT. Kawasan Industri Mongondow (KIMONG) di Bolmong, membawa angin segar bagi para pencari kerja di Bolaang Mongondow Raya (BMR) lebih khusus di Bolmong.
Upaya menghadirkan investor ini, sebagai kerinduan bagi Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow untuk konektivitas visi misi pemerintah Provinsi Sulut salah satunya pengentasan kemiskinan.
Taufik menjelaskan, ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Bolmong usia 15 hingga 55 tahun kurang lebih 79.000 jiwa.
Dengan ketersediaan jumlah tenaga kerja hampir 80 ribu jiwa itu, akan membawa perputaran ekonomi diperkirakan 2.5 triliun, dengan asumsi upah tenaga kerja 3 juta perbulan.
“Dengan hadirnya PT KIMONG dengan nilai investasi sebesar 160 Triliun, maka PAD Kabupaten Bolmong bisa naik mencapai 1 triliun atau sama dengan APBD Kabupaten Bolmong saat ini,” kata Taufik saat memaparkan di acara Forum Group Discussion (FGD) di rumah dinas Bupati di Lolak, Jumat 18 Maret 2022.
FGD itu dihadiri Kepala Biro Ekonomi dan SDM Pemprov Sulut Lukman Lapadengan mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey, serta sejumlah staf khusus Gubernur dengan tema KIMONG sebagai pusat investasi potensial Sulut.
Lebih jauh, Taufik menjelaskan, kehadiran PT. KIMONG juga akan membangun industri dari hulu sampai hilir dengan mengubah sampah plastik menjadi bahan baku industri. Seperti bahan pakaian, benang, botol dan lain sebagainya.
“Dengan adanya investasi pengolahan limbah plastik oleh PT. KIMONG di Kabupaten Bolmong, akan memberikan kontribusi positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Adanya kebutuhan tenaga kerja lokal sebanyak 30.000 jiwa akan menekan jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Bolmong. Jika saat ini jumlah TPT sebesar 4,85 persen dari jumlah penduduk Bolmong berjumlah 250.478 jiwa saat ini.
Dengan melihat perbandingan kebutuhan tenaga kerja lokal dan jumlah pengangguran, bukan tidak mungkin seluruh penduduk yang menganggur akan mendapatkan pekerjaan.
“Jika pertumbuhan ekonomi meningkat, tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat, maka bisa dipastikan dengan adanya investasi ini akan berdampak juga pada penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bolmong,” kata Taufik.
Sementara itu, Kepala Biro Ekonomi Pemprov Sulut Lukman Lapadengan dalam sambutannya mengatakan, kebijakan dan strategi Provinsi Sulut di bawa kepemimpinan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis, tertuang di Pergub Sulut Nomor 10 Tahun 2019.
Potensi timbulan sampah Sulut pada Tahun 2022 diperkirakan sebanyak 2.614.375 ton per tahun.
Jika asumsi, sebesar 14 persen dari total sampah tersebut adalah sampah plastik, maka ada 366.012,5 ton per tahun sampah plastik yang dihasilkan di Sulut, dan ini akan terus bertambah setiap tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.
Menurut Lukman, Kabupaten Bolmong memiliki segi tiga emas simpul transportasi yaitu, Bandar Udara Loloda Mokoagow, pelabuhan Labuan Uki dengan kapasitas sampai 8.000 metric ton dan Terminal Tipe A yang berada dalam satu kawasan.
“Muda-mudahan KIMONG akan segera terwujud,” kata Lukman.
Imran Asiaw