TNews, SEJARAH – Kita mengenal nangka sebagai buah manis yang sering dijadikan campuran es buah, camilan, atau hidangan penutup, ada juga yang dibuat sayur bersantan. Pada zaman dulu, ternyata buah ini sangat istimewa loh.
Hal ini disebutkan Profesor di Pusat Penelitian LIPI-BRIN Prof Dr Ir Ibnu Maryanto dalam live Eureka! tentang Makhluk Mitologi Indonesia, Senin (21/3).
Dalam penelitian relief Candi Borobudur untuk memahami simbol flora dan fauna, Prof Ibnu mengatakan simbol-simbol yang paling banyak ditemukan di candi adalah kelompok mamalia dan burung. Selain hewan, ada juga flora atau tumbuhan, dan yang paling banyak adalah nangka.
“Kenapa nangka? Nangka itu berwarna kuning seolah-olah emas, pohonnya juga kuning kayunya, baunya semerbak. Itu pada masa dulu sering digunakan sebagai sajian kepada raja atau orang-orang penting di zaman itu. Nangka diibaratkan seperti kalau kita sekarang memberi hadiah emas,” jelasnya.
Disebutkan Prof Ibnu, relief di Candi Borobudur menyimpan begitu banyak makna dan menceritakan bagaimana jati diri bangsa lewat simbol-simbol hewan serta tumbuhan.
“Tumbuhan dalam simbol gotong royong juga ada yaitu jambu air dan mangga, cukup banyak ditemukan di Candi Borobudur. Karena (jambu air dan mangga) pada waktu berbuah atau berbunga menjelang berbuah banyak semut. Semut itu simbol. Demikian juga ada lebah. Banyaknya semut dan lebah menjadi simbol gotong royong karena membuat sarang tidak bisa sendirian,” urainya.
Prof Ibnu menambahkan, sudah selayaknya bangsa Indonesia menggali jati diri bangsa dari peninggalan bangsa zaman dulu, salah satunya dari cerita di Candi Borobudur.
“Salah satunya (temuan) di Borobudur yang unik dari bangsa kita itu gotong royong, itu jelas sekali terlihat, ini hanya dimiliki bangsa Indonesia yang terdiri dari kepulauan,” tutupnya.
Sumber : detik.com