TNews, SULUT – Hoax menjadi satu kata kunci yang sering diucapkan berbagai pihak untuk menyikapi dinamika sosial, politik dan budaya di tengah-tengah kehidupan suatu komunitas masyarakat.
Kekurangan data atau informasi awal, pada akhirnya masyarakat atau siapapun dia dapat terjebak dengan apa yang namanya hoax atau berita bohong.
Jika sudah demikian, maka sangat rentan sekali suatu kelompok masyarakat ikut mempercayai informasi yang salah.
Ronny Buol saat memaparkan materi pelatihan kepada jurnalis mengatakan bahwa hoax itu sendiri berawal dari sebuah informasi yang tidak jelas kebenarannya.
Selanjutnya, jika hal itu diteruskan berkali-kali bahkan dengan melibatkan publik figur pada akhirnya akan terbangun opini yang dapat menyesatkan masyarakat.
“Jika sudah demikian, maka kelompok masyarakat yang tidak memiliki pemahaman yang baik dengan fakta-fakta di lapangan bisa terjebak dengan informasi bohong yang disebarluaskan di media sosial. Jika sudah demikian, maka situasi dalam satu komunitas masyarakat dapat berubah menjadi arena konflik,” kata Ronny Buol.
Lebih lanjut ditambahkannya, begitu kencangnya penetrasi teknologi informasi jika masyarakat tidak mengimbangi dengan literasi digital yang sepadan.
“Intinya bahwa sesuatu yang bohong dapat dipercayai sebagai sesuatu kebenaran dan lahir dari suatu momentum. Makanya penting untuk semua lapisan masyarakat untuk saling membantu membangun opini positif untuk menyeimbangkan opini negatif yang beredar,” harapnya.
Sebagai jurnalis, Ronny Buol sendiri berharap setiap wartawan kedepan dapat menerapkan cek fakta sebelum menyajikan informasi kepada masyarakat luas sekaligus juga sebagai bahan literasi kepada publik.
Pada bagian lain, Pemimpin Redaksi BeritaManado.com Finda Muhtar mengatakan bahwa seorang jurnalis jagna berpuas diri dengan pengetahuan yang dimiliki saat ini.
“Zaman terus berkembang yang dibarengi dengan kemajuan teknologi informasi dengan segala dinamikanya. Maka dari itu harus juga diikuti dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk menguasai teknologi informasi itu sendiri untuk tujuan yang baik. Kita punya tanggung jawab sosial di masyarakat, maka dari itu harus turut berpartisipasi mengedukasi warga dengan hal positif bukan sebaliknya,” tandasnya.
Sumber : beritamanado