Bahaya Penyakit HIV yang Perlu DiWaspadai

0
131
Ilustrasi Virus HIV ( foto: helath.com )

TNews, KESEHATAN – Bahaya penyakit HIV akan berlangsung begitu Anda terinfeksi, di mana virus masuk ke tubuh Anda.

Sistem imun tubuh Anda akan langsung diserang terus-menerus hingga sulit hidup sehat

HIV bergerak langsung menghancurkan sel CD4 (sel T atau sel pembantu), yang penting untuk sistem imun tubuh.

Sel CD4 berperan menjaga tubuh kita tetap sehat dan melindungi diri dari segala ancaman penyakit.

Bahaya penyakit HIV akan berkembang memengaruhi kesehatan setiap orang secara bervariasi, tergantung pada:

  • Usia
  • Kesehatan Anda secara keseluruhan
  • Seberapa cepat HIV didiagnosis

Bagaimana bahaya penyakit HIV? Penyakit HIV ini berbahaya karena memengaruhi seluruh bagian tubuh, meliputi:

1. Sistem imun

Sistem imun merupakan bagian utama tubuh yang dalam bahaya penyakit HIV.

Setelah Anda terinfeksi HIV, sistem imun akan diserang sampai tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan virus, bakteri, dan organisme penyebab penyakit.

Jumlah sel CD4 pada orang yang sehat 500-1.600 sel/mm3. Jika Anda tidak menerima pengobatan untuk HIV, jumlah sel CD4 akan turun dari waktu ke waktu.

Ketika turun di bawah 200 sel/mm3, sistem imun Anda secara signifikan terganggu, sehingga lebih rentan mengalami infeksi oportunistik.

Infeksi oportunistik

Infeksi oportunistik adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur yang memanfaatkan sistem imun yang melemah.

Infeksi ini biasanya ringan pada orang tanpa HIV. Bahaya penyakit HIV membuat infeksi oportunistik menjadi parah hingga mengancam jiwa.

Anda bisa menerima diagnosis HIV stadium 3, jika mengembangkan infeksi oportunistik.

Beberapa infeksi oportunistik, meliputi:

  • Virus herpes simpleks: infeksi yang sering menyebabkan luka di mulut
  • Salmonella: infeksi bakteri yang mempengaruhi usus
  • Sariawan mulut atau vagina: yang merupakan infeksi jamur, yang disebut Candida
  • Toksoplasmosis: infeksi parasit yang dapat mempengaruhi otak.

Infeksi oportunistik lainnya termasuk:

  • Radang paru-paru
  • Tuberkulosis
  • Kanker, seperti sarkoma kaposi
  • Sitomegalovirus
  • Meningitis kriptokokus

Perawatan untuk infeksi oportunistik akan tergantung pada jenis infeksi, tetapi pilihannya termasuk obat antivirus, antibiotik, dan obat antijamur.

Koinfeksi

Koinfeksi adalah kondisi di mana orang memiliki dua atau lebih infeksi pada waktu yang sama. Penderita penyakit HIV sering mengembangkan kondisi ini.

Hepatitis B dan hepatitis C adalah koinfeksi yang umum.

Orang dapat tertular virus hepatitis tersebut dengan cara yang sama seperti HIV, yaitu melalui kontak seksual dan berbagi peralatan untuk menyuntikkan narkoba.

Tuberkulosis juga dapat menjadi koinfeksi umum lainnya saat Anda menderita penyakit HIV, terutama pada mereka yang tidak mendapatkan pengobatan.

2. Sistem pernapasan dan kardiovaskular

Bahaya penyakit HIV selanjutnya akan menyerang sistem pernapasan dan kardiovaskular Anda.

Penyakit HIV membuat Anda sulit melawan infeksi pernapasan ringan, seperti pilek dan flu.

Pada gilirannya, kondisi itu bisa berkembang menjadi infeksi lebih berat, seperti:

  • Pneumonia
  • Kanker paru-paru
  • Hipertensi arteri pulmonal
  • Tuberkulosis

Penderita penyakit HIV-positif tanpa pengobatan rentan mengalami komplikasi infeksi, seperti tuberkulosis dan infeksi jamur, yang disebut pneumocystis jiroveci pneumonia (PJP).

Risiko kanker paru-paru juga meningkat, jika Anda menderita penyakit HIV.

Hal ini disebabkan sistem imun pada paru-paru melemah dalam melawan berbagai masalah pernapasan.

HIV juga meningkatkan risiko hipertensi arteri pulmonal (PAH).

PAH adalah jenis tekanan darah tinggi di arteri yang memasok darah ke paru-paru.

Seiring waktu, PAH akan membebani jantung dan dapat menyebabkan gagal jantung.

Penderita penyakit HIV dengan jumlah CD4 rendah, juga lebih rentan mengalami tuberkulosis (TBC).

TBC adalah bakteri di udara yang mempengaruhi paru-paru.

TBC adalah penyebab utama kematian pada orang yang menderita AIDS.

Gejalanya meliputi nyeri dada dan batuk parah yang mungkin mengandung darah. Batuk bisa bertahan selama berbulan-bulan.

Sistem pencernaan

Sistem pencernaan yang memiliki imunitas juga akan terpengaruh dalam bahaya penyakit HIV.

Saluran pencernaan akan terganggu yang bisa menurunkan nafsu makan dan sulit makan dengan benar.

Alhasil, penurunan berat badan adalah efek samping umum dari penyakit HIV.

Infeksi umum yang kemudian terkait dengan HIV adalah sariawan, infeksi jamur yang menyebabkan peradangan dan bercak putih di lidah dan bagian dalam mulut.

HIV juga dapat menyebabkan radang kerongkongan, yang dapat membuat sulit untuk menelan dan makan.

Infeksi virus lain di mulut yang muncul terkait penyakit HIV adalah leukoplakia berbulu mulut, yang menyebabkan lesi putih pada lidah.

Anda yang memiliki penyakit HIV juga berisiko lebih tinggi mengalami infeksi Salmonella, yang menyebabkan diare, sakit perut, dan muntah.

Selain itu, penderita HIV rentan terinfeksi usus parasit (cryptosporidiosis), yang menyebabkan masalah di saluran empedu dan usus, seperti diare kronis.

Biasanya infeksi Salmonella dan cryptosporidiosis ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

 4. Sistem saraf pusat (SSP)

Sistem saraf pusat bisa masuk dalam bahaya penyakit HIV karena adanya infeksi sel yang mendukung dan mengelilingi saraf di otak dan di seluruh tubuh.

Beberapa masalah pada sistem saraf pusat akibat dari penyakit HIV bisa meliputi:

  • Neuropati
  • Vacuolar myelopathy
  • Demensia
  • Ensefalitis toksoplasma
  • Radang otak dan sumsum tulang belakang

HIV tingkat lanjut dapat menyebabkan kerusakan saraf, yang dikenal sebagai neuropati. Neuropati paling sering menyebabkan rasa sakit dan mati rasa di kaki dan tangan.

Lubang kecil pada selubung konduksi serabut saraf perifer dapat menyebabkan nyeri, kelemahan, dan kesulitan berjalan. Kondisi ini dikenal sebagai vacuolar myelopathy.

Penderita penyakit HIV juga dapat mengalami komplikasi neurologis yang signifikan, seperti demensia, suatu kondisi yang secara serius mempengaruhi fungsi kognitif.

Kemungkinan komplikasi lain, seperti ensefalitis toksoplasma juga dapat terjadi pada penderita HIV.

Memiliki sistem imun yang lemah menempatkan penderita penyakit HIV tingkat lanjut (AIDS) pada peningkatan risiko radang otak dan sumsum tulang belakang karena adanya parasit ensefalitis toksoplasma.

Gejalanya meliputi kebingungan, sakit kepala, dan kejang. Kejang juga dapat dialami penderita penyakit HIV akibat infeksi sistem saraf tertentu.

Penyakit HIV umum menyebabkan orang stres. Dalam kasus lebih lanjut, bahaya penyakit HIV ini menyebabkan Anda mengalami halusinasi dan psikosis.

5. Sistem integumen

Sistem imun yang melemah membuat kulit Anda dalam bahaya penyakit HIV lainnya.

Respons imun tubuh yang melemah membuat Anda lebih rentan terhadap virus seperti herpes, yang bisa terjadi di sekitar mulut atau alat kelamin.

HIV juga meningkatkan risiko Anda terkena herpes zoster. Kondisi ini menyebabkan ruam yang menyakitkan, seperti melepuh.

Penyakit HIV juga bisa membuat Anda rentan mengalami moluskum kontagiosum, infeksi virus yang menyebabkan tumbuhnya bintil di kulit.

Selain itu, prurigo nodularis juga dapat terjadi, menyebabkan benjolan berkerak pada kulit disertai gatal parah.

Penyakit HIV juga dapat membuat Anda rentan mengalami masalah kulit lainnya, seperti:

  • Eksim
  • Dermatitis seboroik
  • Kudis
  • Kanker kulit

Sumber: Kompas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.