TNews, SULUT – Secara global, efek domino gejala kehancuran ekonomi dimulai dari pandemi covid-19.
Seluruh proses perputaran uang terhenti, dari level tertinggi hingga level terendah di pasar tradisional.
Olehnya, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara terus melakukan penguatan e-katalog lokal untuk tetap mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk perekonomian, perputaran uang di dalam daerah adalah modal penting untuk menekan laju inflasi.
“Puji Tuhan, alat ukur LKPP-RI mendata hingga hari ini dari 416 Kabupaten dengan Proporsi Transaksi Katalog Lokal Terhadap Belanja Pengadaan Terbesar masih dipegang nomor 1 oleh Kabupaten Minahasa Utara, disusul nomor 2 Kabupaten Banyuwangi. Semoga ini dapat tetap terus kami pertahankan dan bahkan ditingkatkan jika memungkinkan, agar mengindikasikan ketahan kita (Kabupaten Minut) terhadap resesi,” ujar Bupati Minut Joune Ganda, Selasa (11/10/2022).
Dikatakan Joune, upaya pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam mempersiapkan diri menghadapi resesi ekonomi yang mungkin bisa terjadi di tahun-tahun mendatang dibutuhkan leverage atau daya ungkit kepercayaan publik terhadap pemerintah Kabupaten Minahasa Utara.
“Salah satunya adalah dengan meningkatkan Indeks Partisipasi Pelaku Usaha pada e-katalog lokal,” jelasnya lagi.
Disisi lain, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setdakab Minahasa Utara, Lidya Warouw, menambahkan, data terakhir dari LKPP-RI, Minut sudah berada di urutan 7 dari 416 Kabupaten dengan Indeks Partisipasi Pelaku Usaha Terbesar di Indonesia, yaitu 40,37%, satu tingkat di tas Kabupaten Tangerang (38,53%) yang notabene adalah kawasan industri penopang ibukota Jakarta.
“Pentingnya partisipasi pelaku usaha di e-katalog lokal untuk kita tetap mampu mempertahankan resiliensi ekonomi, seperti yang disebut oleh Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers (10/10/2022) setelah melantik Hendrar Prihadi sebagai Kepala LKPP-RI,” ujar Warouw.
Sumber : beritamanado