TNews, SEHAT – Pemberian antibiotik ketika anak sakit mungkin jadi sesuatu yang dianggap wajar.
Maklum saja, selain mudah ditemukan, antibiotik di Indonesia juga dijual dengan harga yang murah. Padahal, obat yang tergolong cukup keras ini harus diberikan sesuai resep dokter ketika digunakan, terutama untuk anak-anak.
Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba atau KPRA dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Anis Karuniawati menjelaskan bahwa pemberian antibiotik tanpa resep bisa menyebabkan masalah kesehatan. Masalah ini berkaitan dengan resistensi antibiotik atau resistensi antimikroba pada anak.
Ketika anak mengalami resistensi antimikroba, virus atau kuman yang ada di tubuhnya bisa lebih kebal. Efeknya, obat-obatan antibiotik tidak lagi mempan menyembuhkan sakit si kecil.
“Perlu spesifik pemberian antibiotik itu, harus diketahui antibiotiknya untuk virus apa. Makanya harus sesuai dengan resep dokter,” kata Anis dalam media briefing bersama WHO tentang Resistensi Antimikroba di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (12/10).
Selain itu, ada dua masalah kesehatan yang cukup berbahaya saat anak mengalami resistensi antibiotik. Berikut masalah kesehatan utama akibat resistensi antibiotik pada anak.
- Gangguan pertumbuhan tulang
Masalah ini umumnya terjadi karena anak kekurangan kalsium. Ketika anak mengalami resistensi antibiotik, gangguan pertumbuhan tulang juga bisa terjadi.
Belum diketahui pasti kenapa resistensi antimikroba menyebabkan tulang lambat tumbuh. Tetapi, anak-anak yang mengalami gangguan ini rentan cedera, memiliki tinggi yang kerdil, hingga tulang lebih rapuh.
- Gangguan sel darah
Anak yang mengalami resistensi antibiotik bisa mengalami gangguan sel darah. Salah satunya anemia.
Kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami gangguan kesehatan lainnya.
“Makanya tidak boleh sembarangan memberi antibiotik, karena sangat berbahaya untuk anak,” kata Anis.
Sumber : cnnindonesia
