TOTABUANEWS, BOLMONG – Isu akan bergabungnya Kecamatan Lolayan dan Passi, untuk menjadi salah satu wilayah di Kota Kotamobagu, mendapat penolakan dari salah satu pemuda Kecamatan Lolayan, Abdul Nasir Ganggai.
Menurutnya, isu pengabungan Kecamatan Lolayan ke kotamobagu perlu pertimbngan yang baik. “Saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat di Kecamatan Lolayan, untuk mengkaji isu ini secara akal sehat dengan memperhatkan sosiologi dan historis daerah Lolayan,” kata Ganggai.
Untuk itu, dalam konteks sejarah Kecamatan Lolayan adalah daerah yang mempunyai rintisan potensi SDA yang dirintis oleh leluhur baik dari fase kerajaan maupun masuknya SI pada tahun 1920 dengan perjuangan memandirikan ekonomi masyarakat Kecamatan Lolayan lewat basis pertanian, hingga tahun 1986 munculnya tambang yang ada di Desa Tanoyan, sampai pada lahan pertambangan di daerah Monsi dan Bakan.
“Tentunya ini kekayaan alam yang patut kita jaga selaku masyarakat di Kecamatan Lolayan. Jika kita melihat Kota Kotamobagu, yang jadi brand daerah yaitu kota jasa, hanya sebatas melayani pelayanan jasa. Kotamobagu adalah daerah yang tidak memiliki SDA yang bisa mendongkrat PAD,” ujarnya.
Lanjutnya, kaitannya kenapa Pemkot Kotamobagu, begitu ingin Kecamatan Lolayan bergabung dengan mereka, analisis yang saya uraiakan sebelumnya di atas, bisa menjadi indikator alasan Pemkot meminta Lolayan ke Kotamobagu.
“Maka dengan menganalisa aspek sosiologi, historis hingga SDA yang dimiliki oleh Kecamatan Lolayan. Saya atas nama tokoh pemuda Kecamatan Lolayan dengan tegas menolak bergabung dengan Kotamobau, sebab, daerah kita hanya akan dimanfaatkan sebagai basis eksploitasi SDA untuk mendongkrat PAD Kota Kotamobagu. Dan saya juga menegaskan dan menghimbau kepada saudara-saudara saya masyarakat di Kecamatan Lolayan, bahwa kita harus mempunyai sikap politik dan prinsip yang utuh. Kita tidak boleh mudah menerimaa godan dari siapapun,” tutur Ganggai.
“Tidak ada jaminan jika Kecamatan Lolayan bergabung dengan Kota Kotamobagu, SDA di kecamatan kita cintai ini tidak di ekploitasi, untuk itu, ‘manis jangan cepat ditelan dan pahit jangan langsung dimuntahkan’ ini filosofi yang harus kita maknai secara bersama.
Sebelumnya sejumlah tokoh pemuda Kecamatan Lolayan, telah bertemu Wakil Walikota Kotamobagu, Drs Hi Jainudin Damopolii, menyampaikan niat mereka jika Kecamatan Lolayan, ingin bergabung dengan Kotamobagu.
KONNI BALAMBA