Istri Nelayan Penjaga Rakit Yang Hanyut di Laut Sulawesi Tetap Setia
TNews, Manado Sulawesi Utara – Peristiwa dugaan hanyutnya Burhan Sahrup (33) alias Alex warga lingkungan VI Kelurahan Taas Kecamatan Tikala Kota Manao, Nelayan penjaga rakit yang diberitakan hilang bersama dengan rakit yang dijaganya di perairan laut Sulawesi .
Penuturan Rifka Dali sang istri pada Totabuan.News Selasa (08/11/2022), dirinya masih sangat yakin jika suaminya Alex masih hidup, dan akan berkumpul kembali dengan dirinya.
“Alex (sapaan akrab korban), masih hidup dan akan berkumpul kembali dengan saya atas perlindungan Tuhan,” kata Ika yang dinikahi Alex 4 tahun silam.
Selanjutnya Ika menuturkan, peristiwa hilangnya suami diketahui tanggal 01 November 2022 sekira pukul 16.46 melalui sambungan telepon salah satu kenalannya dari Tareran, kemudian pihak pemilik kapal juga memberitahukan informasi yang sama sekira pukul 08.00 WITA keesokan harinya tanggal 01 November 2022.
“Sampai saat ini saya sangat gelisah dan berharap ada pertolongan Tuhan, melalui misi penyelamatan SAR maupun pihak lainnya dan boleh mempertemukan kami,” harap Ika
Sampai saat ini menurut penuturan Ika, pihak pemilik rakit yang dijaga suaminya sangat bertanggung jawab dan juga tetap berupaya melakukan pencarian terhadap Alex.
“Sudah ada pertemuan, walaupun saya sebagai istri masih berkeyakinan Alex masih hidup, tetapi pemilik rakit sudah bertemu dan menyatakan bertanggung jawab,” kata Ika yang hingga kini belum berkeinginan melakukan doa yang lain, selain doa bermohon keselamatan dari suaminya.
Burhan Alex Sahrup pria berdarah Sunda, kelahiran 25 Juli 1989, melaksanakan pekerjaan menjaga rakit pada 14 Februari 2022 setelah menumpang KM Gajah 02, sebelum akhirnya dinyatakan hanyut setelah KM. Adam Putra yang merapat ke lokasi rakit untuk menjala ikan, dan ternyata tidak menemukan korban di dalam rakit yang baru, sementara barang-barang perlengkapan termasuk milik pribadi korban lengkap masih berada di dalam Rakit. Diduga korban hanyut dan hilang bersama dengan Rakit lama yang sedang di bongkar, ketika terjadi badai dengan hembusan angin Barat disertai gelombang pasang, yang memang kerap terjadi di wilayah perairan laut Sulawesi. (Tim Redaksi)