TNews, Boltim – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Utara dan Dinkes Boltim, berupaya menekan angka penyebaran penyakit tuberculosis (TB).
Kedua instansi kesehatan ini, menggelar kegiatan penguatan kapasitas petugas kesehatan, di Cafe Goba Molunow Kecamatan Modayag.
Sebanyak delapan Puskesmas se-Boltim, mengutus masing-masing dua orang kader dan 1 petugas kesehatan.
Puskesmas yang mengirimkan kader-kader tersebut adalah puskesmas yang di wilayahnya terdapat pasien TB terbanyak.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan penyakit dr. Hamdan Korompot mengungkapkan, tujuan pelatihan ini adalah melatih Pengawas Minum Obat (PMO).
“Karena banyak pasien-pasien itu sudah minum obat tapi sering putus obat karena tidak ada yang mengawasi,” ungkap Hamdan Korompot.
“Putus obat mengakibatkan yang namanya MDR (Multiple Drug Resistant) artinya sudah kebal terhadap obat,” tambahnya.
“Sehingga walaupun pengobatannya sampai enam bulan sudah tidak tidak bisa, dia tidak akan sembuh, sehingga ia masuk kategori II artinya pengobatannya 9 bulan ke atas,” kata Hamdan.
Lanjut Hamdan diharapkan tahap I pasien sudah sembuh, dengan adanya pelatihan pengawas minum obat.
“Tugas mereka ini mengawasi itu pasien tuberculosis (TB) yang minum obat itu dia minum setiap hari,” ucap Hamdan.
“Jadi dorang (kader) usahakan setiap hari itu supaya dia tidak putus obat karena dia putus obat lebih dari 2 minggu makanya dia gagal,” tutur Hamdan.
Menurutnya jikalau pasien disiplin rutin minum obat selama dua bulan, maka ketika diperiksa kumannya akan menurun.
“Harapannya setelah pelatihan ini, selain mengawasi minum obat pasien tuberculosis petugas juga bisa mendeteksi dini menemukan kasus-kasus baru kemudian dapat dilakukan pengobatan lebih awal,” tutupnya.
Turut hadir dalam dalam kegiatan tersebut direktur RSUD Pratama Boltim dr. Minarni Manoppo, Kasie P2M Laura Grace Makahinda dan Wasor TB Mery Sumendap.***
