KITA patut bangga bahwa KTT G-20 telah berjalan dengan sangat baik dan aman. Kita tahu bahwa organisasi G-20 terbentuk pada tanggal 26 September 1999 atas inisiasi negara-negara G-7.
Awalnya pertemuan rutin G-20 tidak melibatkan kepala negara, melainkan hanya Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral saja. G-20 mulai melibatkan kepala negara dan melaksanakan KTT setiap tahun atas inisiasi Amerika Serikat sejak tahun 2008.
Kini, peran G-20 menjadi sangat krusial, apalagi negara-negara G-20 menguasai 85% ekonomi dunia dan menjadi simbol superioritas negara di panggung utama ekonomi dunia.
KTT G-20 baru saja selesai dengan tema “recover together recover stronger”. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan, apalagi ini pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus menjabat presidensi (troika) dalam sejarah G-20.
Dalam hiruk-pikuk perhelatan G-20 kemarin, Jenderal Andika Perkasa pasti sangat menyadari betapa pentingnya peran organisasi yang dipimpinnya untuk mendukung keamanan G-20. TNI pun bekerja keras bersama Polri serta pemangku kepentingan lain, untuk memberikan jaminan rasa aman kepada seluruh delegasi.
KTT G-20 adalah pertaruhan nama baik Indonesia di dunia internasional. Maka kekuatan TNI yang dikerahkan pun tidak main-main, yaitu 18 ribu prajurit ditambah personel Polri sejumlah 9 ribu.
Wujud keseriusan Panglima TNI untuk menyiapkan pengamanan KTT G-20 adalah dengan memutuskan berkantor di Bali sejak tanggal 5 November 2022 untuk memimpin langsung persiapan pengamanan para tamu negara. Bahkan sebelumnya ia juga sudah bolak-balik ke Bali untuk mengecek berbagai persiapan awal.
Jenderal Andika memang menaruh perhatian besar pada KTT G-20, sehingga perlu beberapa kali hadir langsung di berbagai lokasi yang akan digunakan KTT.
Ada pemandangan yang khas pada Jenderal Andika selama di Bali, yaitu selalu muncul dengan radio HT (handy talky) yang menemani ke manapun pergi. Dari radio HT ini, Jenderal Andika ingin betul-betul hands on mengendalikan seluruh pasukan dan Alutsista agar selalu dalam kesiagaan tinggi sejak sebelum KTT dimulai hingga perhelatan usai.
Tidak main-main, radio HT hybrid tersebut bisa menjangkau seluruh wilayah NKRI bahkan hingga manca negara. Panglima TNI juga bisa mengecek dan mengendalikan kinerja seluruh satuan TNI dari Bali. Bukan untuk gaya-gayaan, Jenderal Andika ingin selalu bisa memastikan bahwa seluruh Panglima dan komandan lapangan selalu berada pada kondisi siaga dalam persiapan pengamanan KTT G-20.
Dari apa yang sudah dilakukan oleh Panglima TNI di Bali, kita bisa melihat hasilnya, bahwa perhelatan KTT G-20 berlangsung dengan aman dan lancar. Kita juga patut meneladani karakter kinerja Jenderal Andika yang fokus dan detail dalam pelaksanaan tugas pokok TNI dimanapun, termasuk untuk mengamankan KTT G-20.
Ada pepatah mengatakan “The devils are in the details!” Detail yang terlihat begitu kecil, remeh dan sederhana, justru sering paling tidak disukai dan terlewat dari perhatian para pemimpin, para atasan dan para komandan. Sementara, hal-hal yang kecil dan sederhana ini bisa berdampak sangat besar dan buruk jika tidak ditangani dan diantisipasi dengan baik sejak dini.
Tidak banyak pemimpin yang mau bekerja seperti Mr. Very Detail, Jenderal Andika. Sosok ini mau bekerja fokus dan menjajaki hal-hal detail, serta mau ponder the improbable, yaitu mengantisipasi bahwa ancaman yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, berbasis konstruksi berpikir yang logis.
Biasanya semakin tinggi jabatan maka seseorang hanya akan memikirkan hal-hal umum dan diatas permukaan yang populis, sementara hal-hal teknis dan detail diserahkan anak buah dengan alasan terlalu menyita banyak fikiran dan tenaga. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Jenderal Andika. Salut dan apresiasi untuk Mr. Very Detail, Bapak Panglima TNI kita!
Dar Edi Yoga
Anggota Dewan Pakar Vox Point Indonesia